Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Australia Ingatkan Warga soal Hong Kong

MEDIAINDONESIA
08/8/2019 05:00
 Australia Ingatkan Warga soal Hong Kong
Orang-orang melihat melalui teleskop ketika pengunjuk rasa mengarahkan laser ke Space Museum saat demonstrasi di Hong Kong 7 Agustus 2019((Photo by Philip FONG / AFP))

AUSTRALIA mengimbau warganya yang melakukan perjalanan ke Hong Kong untuk berhati-hati karena wilayah tersebut sedang bergolak. Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan 'ada risiko konfrontasi disertai kekerasan antara pengunjuk rasa dan polisi, atau orang-orang yang terkait secara kriminal, terutama pada protes yang tidak sah'.

Irlandia, Inggris, dan Jepang telah lebih dulu mengeluarkan peringatan perjalanan ke Hong Kong bagi warganya. Namun, berbeda dengan negara-negara tadi, AS dan Kanada masih mengingatkan warganya dalam tingkat 'kewaspadaan normal'.

Zhang Xiaoming, pejabat Tiongkok urusan Hong Kong, membicarakan masalah ini pada sebuah pertemuan di Kota Shenzhen. "Pemerintah pusat sangat prihatin dengan situasi Hong Kong. Kita berusaha untuk belajar membuat keputusan dan pengaturan dari tingkat strategis," kata Zhang.

Badan Pariwisata Hong Kong menyebut lebih dari 5 juta orang mengunjungi Hong Kong pada Juni tahun ini. Sekitar 80% berasal dari daratan Tiongkok. Angka itu sebenarnya naik 8,5% daripada periode yang sama tahun lalu. Namun, Ketua Dewan Industri Perjalanan Hong Kong, Jason Wong Chun Tat mengatakan kepada South China Morning Post bahwa jumlah pengunjung sangat terpengaruh dengan unjuk rasa.

"Efeknya mulai muncul pada Juni. Beberapa agen perjalanan individual telah melaporkan peningkatan pembatalan perjalanan ke Hong Kong dengan angka 30% hingga 50%. Sektor hotel dan ritel mengharapkan penurunan angka tersebut di paruh kedua tahun ini. Situasi itu mengkhawatirkan," ujarnya.

Sementara itu. unjuk rasa besar di Hong Kong telah memasuki minggu ke sembilan. Protes yang mulanya menentang RUU Ekstradisi itu telah meluas menjadi reaksi kemarahan terhadap pemerintah. Para demonstran khawatir kebebasan di kota itu akan terkikis seiring menguatnya kendali para pemimpin Partai Komunis Tiongkok di Beijing.

Ratusan pengacara berbaju hitam kemarin misalnya berunjuk rasa di depan kantor Kementerian Kehakiman Hong Kong. Mereka mendukung gerakan unjuk rasa yang meminta diselidikinya tindakan kekerasan oleh polisi terhadap demonstran. Mereka juga menolak penahanan berbau politis yang dilakukan otoritas Hong Kong.

"Otoritas Hong Kong telah melakukan tebang pilih dalam penegakan hukum. Kami menentang hal tersebut," ungkap pengacara senior, Anita Yip. (AFP/*/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya