Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
SEBUAH ledakan besar mengguncang wilayah Kabul, Afghanistan, pada Rabu (7/8) ini. Setidaknya, 34 orang terluka dalam insiden yang turut menghancurkan jendela sejumlah bangunan.
Asap hitam terpantau menyelimuti lokasi kejadian. Kekerasan di Afghanistan, termasuk Kabul, meningkat ketika Amerika Serikat (AS) dan Kelompok Taliban sedang bernegosiasi. Kedua pihak berupaya mencapai kesepakatan damai, jelang pemilihan umum (pemilu) yang dijadwalkan 28 September.
Baca juga: Papua Nugini Minta Bantuan Tiongkok Atasi Utang Negara
Peristiwa ledakan di wilayah barat Kabul terjadi sekitar 9:00 pagi (04:30 GMT). Juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Wahidullah Mayar, mengungkapkan jumlah korban luka tercatat 34 orang. Seluruh korban dibawa ke rumah sakit.
"Saya mendengar ledakan besar. Semua jendela toko pecah, kaca beterbangan di mana-mana," ucap Ahmad Saleh, seorang penjaga toko.
"Kepalaku terasa berputar. Saya sempat tidak tahu apa yang terjadi. Padahal jendela sekitar 20 toko yang berjarak 1 kilometer (km) dari lokasi ledakan rusak parah," imbuhnya.
Berdasarkan video yang tersebar di media sosial dan pengakuan saksi mata, terdengar tembakan senjata ringan setelah ledakan. Umumnya, taktik pemberontakan menggunakan bom bunuh diri untuk mengenai target. Kemudian, berlanjut dengan serangan kelompok bersenjata di lokasi kejadian.
Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan lebih dari 1.500 warga sipil tewas dan terluka, dalam konflik Afghanistan pada Juli lalu. Jumlah korban tertinggi sepanjang tahun ini.
Pada Selasa-Rabu, pasukan komando Afghanistan menyerbu sebuah rumah persembunyian bagi kelompok militan Negara Islam. Bekas operasi masih terlihat jelas.
Setidaknya 5 orang tewas dan 7 orang luka-luka di Kabul pada Selasa kemarin. Ketika terjadi pemboman yang menyasar sebuah mobil milik direktorat anti-narkoba. Sejumlah pekerja berada di dalam mobil tersebut. (AFP/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved