Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Taliban Bersumpah bakal Ganggu Pemilu Presiden Afghanistan

Tesa Oktiana Surbakti
06/8/2019 19:38
Taliban Bersumpah bakal Ganggu Pemilu Presiden Afghanistan
Pasukan keamanan Afghanistan dan pekerja kota berkumpul di lokasi serangan di Kabul pada 29 Juli 2019, sehari setelah serangan mematikan(AFP)


KELOMPOK Taliban memperingati warga Afghanistan untuk mejauhi tempat pemungutan suara dan sekaligus mengingatkan para pejuang mereka untuk melawan rencana pemilihan umum (pemilu) pada September mendatang.

Taliban dan kelompok pemberontak lainnya sering melancarkan serangan dalam pesta demokrasi sebelumnya. Periode kampanye tahun ini bahkan diguncang kekerasan.

Pemilu presiden Afganistan dijadwalkan pada 28 September, namun dimulai dengan awal yang buruk. Beberapa kandidat diketahui belum melakukan kampanye. Sejumlah pengamat menilai pelaksanaan jajak pendapat akan ditunda. Hal itu untuk menciptakan ruang kesepakatan damai antara Amerika (AS) dan Taliban.

Dalam pesan yang beredar, Taliban menegaskan para pejuang harus menggagalkan pertunjukan, dan menggencarkan kemampuan penuh. Sebuah instruksi jelas untuk melakukan serangan.

"Untuk mencegah kehilangan yang ditimbulkan sesama rekan kami, mereka harus menjauh dari kumpulan dan aksi unjuk rasa. Sebab, bisa menjadi sasaran potensial," bunyi pesan yang diunggah dalam situs Taliban.

Kelompok Taliban memandang pemilu Afghanistan tidak bernilai, merujuk pada pemilu presiden 2014 yang diwarnai penipuan. Mereka melihat peran AS sebagai makelar pembagian kekuasaan antara Presiden Ashraf Ghani dan Kepala Eksekutif Abdullah.

Bulan lalu, pada hari pertama periode kampanye, pelaku bom bunuh diri dan kelompok bersenjata menyerbu kantor Amrullah Saleh di Kabul, calon Wakil Presiden yang berpasangan dengan Ghani. Insiden itu menewaskan sedikitnya 20 orang.

Alhasil banyak warga Afghanistan tidak berani memberikan suara, lantaran risiko keamanan dan persepsi penipuan. Saat ini, AS dan Taliban melakukan pertemuan di Doha. Perundingan putaran kedelapan itu bertujuan mencapai kesepakatan damai, yang menurunkan kehadiran militer AS di Afghanistan. Kedua belah pihak mengklaim kemajuan yang luar biasa.

"Kami sedang mendiskusikan beberapa poin terakhir. Setelah itu, perjanjian damai bisa dicapai, dan kami tinggal mencari waktu pengumuman," ungkap juru bicara Taliban, Suhail Shaheen. (AFP/Tes/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya