Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Korea Selatan Kecam Keputusan Perdagangan Jepang

Tesa Oktiana Surbakti
02/8/2019 19:55
Korea Selatan Kecam Keputusan Perdagangan Jepang
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berbicara selama pertemuan kabinet darurat di Gedung Biru kepresidenan di Seoul pada 2 Agustus 2019. -(AFP)

PRESIDEN Korea Selatan, Moon Jae-in, mengecam keputusan Jepang yang menarik negaranya dari "daftar putih" mitra dagang utama. Keputusan itu dinilai sangat gegabah dan sekaligus mengancam tindakan balasan.

"Langkah Tokyo adalah keputusan yang egois dan destruktif, yang berpotensi melumpuhkan rantai pasokan global. Itu juga menyebabkan malapetaka ekonomi global," tegas Moon dalam pertemuan kabinet yang disiarkan televisi lokal.

Untuk itu, pihaknya mendesak pemerintah Jepang segera mencabut langkah unilateral dan tidak beralasan itu. "Kemudian, mengambil jalan tengah dengan dialog," katanya penuh penegasan. Moon mengenakan jaket dan kemeja tanpa dasi.

"Saya memperingatkan pemerintah Jepang yang harus bertanggung jawab sepenuhnya, atas apa yang terjadi di masa mendatang," lanjutnya.

Jepang dan Korea Selatan merupakan negara tetangga yang mengusung demokrasi, sekaligus sekutu utama Asia bagi Amerika Serikat (AS).  Negeri Paman Sam saat ini menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari Korea Utara dan Tiongkok.

Hubungan dua sekutu AS mengalami ketegangan yang dipicu sengkata pahit mengenai wilayah dan sejarah pada paruh pertama abad ke-20. "Walau Jepang memiliki kekuatan ekonomi yang besar, namun jika berani mengganggu ekonomi kita, pemerintah Korea Selatan siap untuk merespons," cetusnya seraya mengancam dampak kerusakan yang signifikan.

Moon kerap menyoroti pemerintahan kolonial Jepang di masa lalu. Dia menegaskan pejuangan kemerdekaan adalah jantung identitas nasional di kedua Korea. Di lain sisi, Moon menggambarkan sayap kanan Selatan sebagai keturunan kolaborator pro-Jepang.

Baca juga: Korea Selatan Sambut Baik Outlook ASEAN Tentang Indo-Pasifik

Persoalan ini menjadi sangat politis, dengan posisi Moon berada di bawah tekanan kalangan konservatif, yang menyebutnya sebagai simpatisan Pyongyang. Seperti diketahui, Moon menjadi perantara dialog internasional dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Tahun ini adalah peringatan 100 tahun gerakan kemerdekaan 1 Maret di kawasan Korea. Otoritas berwenang menutup beberapa gedung di Seoul dengan gambar raksasa pahlawan perjuangan. Moon menggencarkan beberapa referensi mengenai sejarah yang tidak menguntungkan bagi kedua negara.

"Orde lama suatu negara untuk mendominasi yang lain dengan kekuatan, hanyalah peninggalan masa lalu. Korea Selatan mungkin akan menghadapi kesulitan dalam waktu dekat. Namun jika kita menyerah pada tantangan, sejarah akan terulang kembali," pungkasnya. (AFP/Tes/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik