Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
DEMONSTRASI mengecam serangan para triad terhadap pengunjuk rasa di Hong Kong, awal pekan ini, terus berlanjut. Sabtu (27/7), polisi Hong Kong menembakkan gas air mata kepada pengunjuk rasa di Kota Yuen Long.
Awalnya, demonstrasi berlangsung damai. Namun, kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari pengunjuk rasa garis keras menghadapi polisi di luar desa. Demonstran menuduh polisi melindungi para triad.
Ketegangan segera meningkat ketika para demonstran melemparkan proyektil kepada petugas keamanan. Mereka juga mengepung dan mencoret-coret sebuah van polisi yang berisi petugas.
Setelah itu, gas air mata mengepul di udara. Sebuah pola yang begitu akrab dalam pertempuran polisi dan pengunjuk rasa di Hong Kong selama dua bulan terakhir.
Lalu sepanjang sore dan malam hari, para pengunjuk rasa membentuk dinding-dinding dengan payung pelindung untuk menghalau gas air mata yang baru ditembakkan. Beberapa orang melemparkan batu bata ke arah polisi.
Di sebuah jalan, mobil Lexus yang diparkir dihancurkan. Dalam mobil itu ditemukan tongkat kayu yang mirip dengan yang digunakan para triad dalam serangan pada Minggu (21/7). Demonstran juga menemukan sebuah pedang Samurai di dalamnya.
Sebelumnya, kemarahan publik memuncak ketika sekelompok pria dengan kaus putih yang dipersenjatai pentungan menyerang pengunjuk rasa antipemerintah dan para pengamat di Stasiun Yuen Long.
Baca juga: Saat Demonstran Hong Kong Ungkapan Protes di ‘Tembok John Lennon'
Serangan itu menandai peningkatan kekerasan politik yang sudah berjalan selama tujuh minggu.
Sementara itu, kepolisian Hong Kong dikritik karena terlalu lambat merespon kekerasan yang terjadi minggu lalu. Polisi dianggap melakukan kolusi dan menutup mata terhadap gerombolan propemerintah. Tuduhan tersebut lantas dibantah pihak berwenang.
Sejauh ini, polisi mengatakan telah menangkap 12 orang terkait kekerasan Minggu (21/7) lalu.
Dalam kejadian itu, gerombolan pria berkemeja putih menyerang dua desa dekat Stasiun Yuen Long. Mereka kemudian pergi dan polisi tidak melakukan penangkapan meskipun berada di tempat kejadian. Kedua desa ini menjadi fokus kemarahan demonstran pada Sabtu sebelumnya.
Beijing telah mengeluarkan kecaman keras dalam dua minggu terakhir. Namun, mereka menyerahkan persoalan ini kepada pemerintah semi-otonom Hong Kong untuk ditangani.
Sementara itu pemimpin Hong Kong Carrie Lam tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur. Ia lebih menyetujui menunda RUU ekstradisi. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved