Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Amerika Dilanda Cuaca Panas Ekstrem

Mediaindonesia
22/7/2019 08:20
 Amerika Dilanda Cuaca Panas Ekstrem
Kolam Astoria pada sore yang panas di wilayah Queens, New York City, pada 20 Juli 2019(AFP)

WARGA Amerika Serikat (AS) menghadapi cuaca panas ekstrem pada Minggu waktu setempat. Suhu di sejumlah kota besar AS pada siang hari diperkirakan mencapai 100 derajat fahrenheit (38 derajat celsius).

Gelombang panas yang melanda dataran Midwestern hingga pesisir Atlantik menyebabkan sekitar 150 juta orang berjuang di tengah suhu ekstrem. "Suhu udara pada hari ini dan besok menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Harap lebih waspada," ujar Wali Kota New York, Bill de Blasio.

Cuaca panas diperkirakan terus berlanjut sampai Minggu malam, saat pola tekanan tinggi di lepas pantai Atlantik membawa udara subtropis yang beruap.

"Kondisi cuaca panas ekstrem akan terus berlangsung hingga Minggu ini," bunyi peringatan Badan Cuaca Nasional (NWS) terhadap wilayah Washington dan Baltimore. Otoritas berwenang memperkirakan suhu di wilayah tersebut mencapai 100 derajat fahrenheit pada hari kedua.

Masyarakat diminta tetap terhidrasi serta meningkatkan pengawasan terhadap orang tua dan orang sakit. Selain itu, warga AS diimbau mengurangi aktivitas di luar, dan tidak meninggalkan anak-anak di dalam mobil.

Gelombang panas telah memakan korban jiwa. Sekitar 3 orang dinyatakan meninggal, termasuk di negara bagian Maryland. Di Arkansas, mantan pemain NFL berusia 32 tahun, Mitch Petrus, meninggal akibat sengatan panas.

Status darurat panas juga melanda wilayah New York. Perhelatan Triatlon New York yang dijadwalkan Minggu ini, terpaksa dibatalkan untuk pertama kalinya. OZY Fest yang diadakan di Central Park juga harus dibatalkan. Cuaca panas juga menghambat konser jazz musim panas di Galeri Nasional Taman Seni Patung.

Kelompok bantuan hukum, Brooklyn Defender Services, menyatakan sejumlah tahanan tidak mempunyai pakaian musim panas. Mereka hanya memiliki pakaian dalam panjang yang dipasok kelompok itu pada musim dingin lalu.

Pejabat tinggi dari Departemen Pemasyarakatan New York sudah meninjau fasilitas tahanan untuk melihat dampak gelombang panas. "Kami berusaha melindungi kesehatan dan keselamatan semua orang di dalam fasilitas tahanan," bunyi cicitan De Blasio. (AFP/Tes



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya