Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Ribuan Warga Hong Kong kembali Protes

Mediaindonesia
22/7/2019 07:40
 Ribuan Warga Hong Kong kembali Protes
Seorang polisi menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa untuk membubarkan mereka setelah pawai menentang RUU ekstradisi yang kontroversial( (Photo by Anthony WALLACE / AFP))

GERAKAN protes antipemerintah kembali memenuhi wilayah Hong Kong, menunjukkan gejolak yang melanda pusat finansial belum reda. Awalnya, protes massa dipicu kemarahan atas pemerintahan Tiongkok selama bertahun-tahun.

Hong Kong jatuh dalam krisis terburuk sepanjang sejarah, ditandai demonstrasi selama berminggu-minggu. Konfrontasi kekerasan antara petugas kepolisian dan pengunjuk rasa pun meluas.

Protes awal disulut rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi ke daratan Tiongkok, yang saat ini ditangguhkan. Namun, demonstrasi berkembang menjadi gerakan yang lebih luas.

Warga menyerukan reformasi demokratis, hak pilih universal, dan menghentikan pergeseran kebebasan di wilayah semiotonom.

Petugas kepolisian harus menembakkan gas air mata dan peluru karet, dengan gedung parlemen dihancurkan pengunjuk rasa.

Otoritas Beijing menghadapi tantangan paling serius, sejak Hong Kong dikembalikan ke Tiongkok pada 1997. Aksi protes pada Minggu ini merupakan demonstrasi akhir pekan ketujuh.

Anita Poon, 35, memutuskan bergabung dalam unjuk rasa untuk pertama kalinya setelah melihat banyak generasi tua terlibat dalam gerakan protes.

"Ketika nenek-nenek turun ke jalan, bagaimana mungkin kita hanya menonton televisi? Pemerintah belum merespons suara rakyat," pungkasnya.

Demonstran sepakat melanjutkan aksi protes sampai tuntutan terpenuhi, mulai pengunduran diri Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, penyelidikan independen terhadap tindakan polisi, amnesti, dan penarikan RUU secara permanen.

Terdapat sedikit sinyal Lam dan otoritas Tiongkok mengalah. Namun, ada kekhawatiran konsesi lain dan kesabaran Beijing yang semakin menipis. (AFP/Tes)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya