Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
PRESIDEN Filipina Rodrigo Duterte mempertimbangkan untuk memutus hubungan diplomatik dengan Islandia setelah negara Eropa itu mengotaki resolusi PBB untuk menyelidiki perang melawan narkoba di Filipina. Hal itu diungkapkan juru bicara kepresidenan Filipina Salvador Panelo.
Duterte selalu menentang upaya negara Barat untuk menyelidiki perang melawan narkoba di Filipina yang telah menewaskan ribuan orang dan disebut penetangnya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pernyataan Panelo itu dilansir sebagai tanggapan setelah Komisi HAM PBB, pekan lalu, mendukung resolusi buatan Islandia untuk menyelidiki perang melawan narkoba Filipina.
"Duterte serius mempertimbangkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Islandia," ujar Panelo.
"Resolusi buatan Islandia itu bukan hanya sepihak namun juga sempit dan partisan," imbuhnya.
Baca juga: Duterte: Masalah di Islandia cuma Es, Beda dengan Filipina
Duterte meluncurkan perang melawan narkoba pada 2016 dan sejak saat itu polisi Filipina mengatakan telah menewaskan lebih dari 5.300 orang tersangka. Namun, kelompok HAM menyebut jumlah sebenarnya empat kali lipat dari yang diakui polisi Filipina.
Resolusi PBB itu dilakukan setelah jaksa kejahatan perang dari Pengadilan Kriminal Internasional memulai penyelidikan terhadap kampanye yang digelar Duterte.
Selepas resolusi PBB itu, Duterte melontarkan ejekan terhadap Islandia.
"Islandia. Apa sih masalah yang dihadapi Islandia? Es, Hanya itu. Kalian punya terlalu banyak es," ujar Duterte, Jumat (12/7).
"Idiot-idiot itu. Mereka tidak mengerti masalah sosial, ekonomi, dan politik Filipina," imbuhnya.
Meski memiliki hubungan diplomatik, Filipina dan Islandia tidak memiliki kedutaan besar di masing-masing negara,
Hubungan ekonomi antara kedua negara mencakup investasi Islandia di energi geotermal di Filipina dan pekerja asal Filipina yang bekerja sebagai buruh dan perawat di Islandia. (AFP/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved