Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Senator Partai Republik Sebut Cicitan Trump Rasis

Basuki Eka Purnama
16/7/2019 10:00
Senator Partai Republik Sebut Cicitan Trump Rasis
Satu-satunya senator kulit hitam dari Partai Republik Tim Scott(AFP/Zach Gibson/Getty Images)

SATU-SATUNYA senator kulit hitam dari Partai Republik Tim Scott, Senin (15/7), mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump karena mengunakan kata-kata kasar dan rasis saat melancarkan serangan terhadap sekelompok anggota kongres perempuan dari Partai Demokrat.

"Ketimbang mengkritik kebijakan Partai Demokrat, Trump memilih untuk melancarkan serangan pribadi yang tidak bisa diterima menggunakan bahasa yang rasis dan kasar," ujar Senator asal South Carolina itu dalam sebuah pernyataan resmi.

"Apa pun ketidaksepakatan politik yang ada, menggunakan hal yang memisah sebagai senjata akan semakin memecah belah negara ini," imbuhnya.

Trump, Minggu (14/7), menyerang anggota Kongres AS perempuan dari Partai Demokrat yang progresif.

Baca juga: Trump Dikecam karena Cicitan Rasisme

Dalam pernyataannya, Trump meminta beberapa anggota Kongres tersebut untuk pulang ke kampung halamannya. Pandangan orang nomor satu di 'Negeri Paman Sam' yang menyinggung isu ras dan imigran itu segera menuai kecaman.

Melalui cicitannya di Twitter, Trump menyinggung 'anggota kongres perempuan Partai Demokrat yang progresif'. Dia mengeluarkan komentar yang tampaknya mengarah pada sekelompok perempuan yang relatif muda, namun liberal dan bersuara lantang.

Kelompok itu disebut baru pertama kali menjadi anggota parlemen. Di antaranya Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, Ilhan Omar dari Minnesota, Rashida Tlaib dari Michigan, dan Ayanna Pressley dari Massachusetts.

"Aslinya mereka berasal dari negara yang pemerintahannya merupakan bencana terburuk, paling korup, dan tidak kompeten dalam hal apa pun di dunia," bunyi cicitan Trump.

Tidak sampai di situ, suami dari Melania Trump itu terus melancarkan serangan yang bernada menuduh. "Mengapa mereka tidak kembali (ke daerah asal) dan berkontribusi untuk memperbaiki tempat yang benar-benar hancur dan penuh kejahatan. Setelah itu, mereka bisa kembali dan tunjukkan kepada kita bagaimana hal itu harus dilakukan," pungkas Trump. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik