Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
AMERIKA Serikat (AS) disebut menekan para sekutu di G20, untuk menolak bahasa perubahan iklim yang kuat dalam pernyataan akhir. Sumber kepresidenan Prancis mengungkapkan beberapa negara Uni Eropa menentang hal tersebut.
"Sekitar tiga atau empat (negara) berada dalam tekanan AS untuk melarutkan pesan," ujar sumber kepada sejumlah wartawan di Osaka, lokasi perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 selama dua hari.
Baca juga: Lukisan Mona Lisa Harus Pindah dari Rumahnya
Sumber tersebut juga enggan memaparkan negara-negara yang menjadi sasaran Washington. Di lain sisi, Brasil di bawah kepempimpinan Presiden Jair Bolsonaro, dan Arab Saudi sebagai negara penghasil minyak, dinilai skeptis terhadap isu perubahan iklim.
Perubahan iklim menjadi salah satu masalah yang paling diperdebatkan dalam pertemuan negara-negara ekonomi utama. Uni Eropa diketahui sangat menenang setiap pelemahan pernyataan G20 sebelumnya terkait persoalan tersebut. Adapun, Washington menolak segala kesepakatan iklim paris, setelah Presiden AS, Donald Trump, menarik negaranya dari perjanjian.
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai rintangan telah diatasi 19 anggota yang mendukung bahasa kesepakatan Paris. Sementara, Washington menambahkan garis sendiri, mengacu pada rencananya yang meninggalkan perjanjian multilateral.
"Itulah yang kami dapatkan setelah pertarungan rumit di Hamburg dan Buenos Aires. Setidaknya, itu yang ingin kami konfirmasi saat ini. AS berusaha melemahkan pesan dan mengarahkan posisi mereka ke sejumlah negara," masih kata sumber tersebut.
Di sela-sela pertemuan KTT 20, para pemimpin Eropa sepakat tidak menerima bahasa yang melemahkan hal-hal yang sudah dicapai G20 sebelumnya, serta kesepakatan Paris. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menekankan upaya menghapus sebuah rekomendasi dalam kesepakatan Paris, akan menjadi "garis merah" bagi prancis. Mereka mengancam akan menolak menandatangani komunike akhir.(AFP/OL-6)
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Workshop pemilahan sampah diharapkan dapat mengedukasi kalangan anak anak untuk peduli lingkungan sejak dini.
Mengawali rangkaian acara menyambut ulang tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage dan Zest Sukajadi Bandung menggelar kegiatan penanaman 141 pohon di Taman Hutan Raya, Ir. H. Djuanda, Bandung.
Konsorsium SNAPFI, merupakan tim proyek penelitian kolaboratif antara Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) dengan Deutsches Institut für Wirtschaftsforschun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved