Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMERINTAH Venezuela mengklaim berhasil menggagalkan upaya kudeta. Mereka menyebutkan ada rencana membunuh Presiden Nicolas Maduro.
Venezuela mengklaim Amerika Serikat (AS), Kolombia, dan Cile berkolusi dalam rencana militer membunuh Maduro dan melantik seorang jenderal dan mantan menteri pertahanan di tempatnya.
Maduro memperingatkan dia akan bertindak kejam dalam serangan balasan revolusioner terhadap upaya kudeta fasis.
Dalam pidato yang disiarkan secara nasional di radio dan televisi, Maduro yang gelisah mengecam 'upaya fasis untuk membunuh saya'.
Maduro mengecam Presiden Kolombia Ivan Duque dan mengatakan 'keterlibatannya’ sangat jelas
Baca juga: Korban Imigran Venezuela Terus Berjatuhan
Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez sebelumnya mengatakan dugaan kudeta itu melibatkan pejabat aktif dan pensiunan perwira militer, dan akan dieksekusi antara Minggu dan Senin pekan terakhir ini.
"Kami berada di semua pertemuan untuk merencanakan kudeta. Kami berada di semua konferensi. Para informan telah menyusup ke komplotan yang diduga komplotan itu - setidaknya enam di antaranya telah ditahan,” ujar Rodriguez, seperti dikutip AFP, Kamis (27/6).
Dalam pidatonya di televisi, Rodriguez juga menuduh pemimpin oposisi Juan Guaido merencanakan pertumpahan darah.
Guaido sendiri menolak klaim kudeta itu sebagai fiksi dan mengatakan media telah kehilangan hitungan berapa kali tuduhan yang sama telah diulang.
Diakui oleh AS dan lebih dari 50 negara sebagai presiden sementara Venezuela, Guaido mengatakan ia akan terus meminta angkatan bersenjata meninggalkan Maduro.
Rodriguez menuduh Duque terlibat erat dalam dugaan persekongkolan itu, dan melibatkan Presiden Cile Sebastian Pinera dan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton.
Tanpa merujuk langsung pada dakwaan itu, Menteri Luar Negeri Kolombia, Carlos Holmes Trujillo, mengatakan negaranya akan terus bertindak melalui cara-cara politik dan diplomatik di Venezuela.
Rodriguez memberikan kesaksian dari salah satu tahanan - Letnan Carlos Saavedra, diidentifikasi sebagai keponakan pensiunan Jenderal Ramon Saavedra, yang ditangkap Rabu oleh agen intelijen Venezuela.
Menurut Rodriguez, pengawasan terhadap komplotan dan pengakuan Saavedra yang terungkap mengungkapkan bahwa rencana itu mempertimbangkan pengambilalihan tiga pangkalan militer, termasuk pangkalan udara La Carlota di Caracas. (Medcom/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved