Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PRESIDEN Tiongkok Xi Jinping tiba di Pyongyang, Kamis (20/6) pagi, untuk memulai perjalanan bersejarahnya dalam upaya untuk membuka kembali aliansi yang bermasalah. Hal itu karena Xi dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un punya masalah sendiri dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Xi adalah Presiden Tiongkok pertama yang mengunjungi Korut dalam tempo 14 tahun setelah hubungan antara dua sekutu era Perang Dingin itu memburuk karena provokasi nuklir Pyongyang dan dukungan Beijing terhadap sanksi PBB.
Xi dan Kim telah bekerja memperbaiki hubungan mereka. Hal itu dimulai saat pemimpin muda Korut itu mengunjungi sekutunya yang lebih tua empat kali di Tiongkok pada tahun lalu. Sejak itu, Beijing pun menyerukan agar sanksi untuk Korut diperlonggar.
Tetapi, pemimpin Tiongkok menunggu untuk membalas kunjungan itu. Xi menunggu waktu yang tepat sambil melihat bagaimana hasil pembicaraan nuklir antara Kim dan Trump sebelum memutuskan melakukan perjalanan ke Pyongyang.
Baca juga: Xi Bertolak ke Korut untuk Bertemu Kim
"Xi, yang akan melakukan kunjungan kenegaraan selama dua hari, tiba di Korea Utara Kamis (20/6) pagi," kata CCTV Tiongkok.
Dia berkunjung didampingi istrinya, Peng Liyuan, Menteri Luar Negeri Wang Yi, dan pejabat lainnya,
Di Pyongyang, bendera Tiongkok digantung di seluruh kota dan penduduk berbaris di jalan untuk menyambut Xi.
Surat kabar Rodong Sinmun, corong partai penguasa, memuat berita kedatangan Xi dalam setengah bagian atas halaman depannya. Disertai gambar berwarna tentang Xi dalam sebuah profil.
Dalam sebuah editorial, dikatakan bahwa perjalanannya itu akan mengukir halaman baru yang abadi dalam sejarah persahabatan Korut-Tiongkok.
"Kunjungan ke negara kita terjadi meski ada tugas-tugas penting dan mendesak karena hubungan internasional yang kompleks. Kunjungan ini jelas menunjukkan bahwa partai dan pemerintah Tiongkok menaruh perhatian besar pada persahabatan Korut-Tiongkok," lanjut surat kabar itu. "Orang-orang kami bangga memiliki teman dekat yang bisa dipercaya dan seperti orang-orang Tiongkok."
Pihak berwenang telah menerapkan kontrol ketat pada liputan kunjungan itu. Wartawan internasional di Pyongyang diberitahu bahwa mereka tidak akan dapat meliputnya, sementara organisasi media asing yang awalnya diundang tidak memperoleh visa.
Sumber mengatakan delegasi media Tiongkok yang menyertai Xi juga berkurang jumlahnya dari rencana awal.
Kunjungan ini hanya simbolis, tanpa komunike bersama resmi. Berbeda dengan peretamuan Kim pada April dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Vladivostok, Rusia.
Para pengamat mengatakan perjalanan itu adalah kesempatan bagi Tiongkok untuk menunjukkan pengaruhnya di kawasan itu.
"Untuk Korea Utara, pertemuan mendatang akan berfungsi untuk menunjukkan kepada AS bahwa Tiongkok mendukungnya dan mengirim pesan ke Washington bahwa mereka harus menghentikan tekanannya," kata Lim Eul-chul, profesor studi Korea Utara di Universitas Kyungnam.
Negosiasi antara Trump dan Kim memburuk setelah pertemuan puncak kedua pada Februari berakhir tanpa kesepakatan. Kedua pria itu gagal menyepakati apa yang bersedia Pyongyang berikan sebagai imbalan bantuan sanksi.
Namun kantor berita pemerintah Tiongkok Xinhua dalam publikasinya Kamis mengatakan harapan tetap hidup untuk menyelesaikan kebuntuan nuklir. (OL-2)
Selain pelatihan intensif, peserta juga mendapat kursus Bahasa Mandarin gratis sebagai persiapan keberangkatan.
Pengamat Nilai Indonesia akan Mengutamakan Market BRICS Dibanding AS
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Presiden Emmanuel Macron menyerukan agar negara-negara Eropa mengurangi ketergantungan ganda terhadap Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
ByteDance, perusahaan induk Tiktok asal Tiongkok yang memiliki aplikasi video pendek populer tersebut, dilaporkan tengah mengembangkan aplikasi alternatif khusus untuk pasar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved