Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Ethnochestra, Ketika Polka Bercampur Koplo

Usman Kansong dari Austria
13/6/2019 19:35
Ethnochestra, Ketika Polka Bercampur Koplo
Pertunjukan ethnochestra di Wina, Austria(istimewa)

PERPADUAN musik etnik Indonesia dan orkestra klasik Austria yang dipertunjukkan di Konzerthauss, Wina, Austria, Rabu (12/6) malam waktu setempat, sukses memukau publik Austria. Para penonton memberikan tepuk tangan panjang di akhir setiap musik instrumen yang dimainkan serta lagu yang dinyanyikan.

Erwin Gutawa bertindak sebagai konduktor yang berkolaborasi dengan konduktor terkemuka Austria, Johannes Vogel.

"Saya senang sekali bisa bermain di Austria kiblat musik klasik dunia. Mudah-mudahan kolaborasi ini bisa menjadi alat diplomasi sosial kebudayaan antara Indonesia dan Austria," kata Erwin usai pertunjukan seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia, Usman Kansong dari Austria.

Ethnochestra merupakan perpaduan antara musik etnik Indonesia dan orkestra klasik Austria. Orkestra dimainkan Syncron Stage Orchestra Vienna, sedangkan musik etnik seperti kendang, saluang, rebana, serta perkusi etnik lainnya dimainkan sejumlah musisi etnik Indonesia.

Sejumlah penyanyi, yakni Gita Gutawa, Shandy Sondoro, Gabriel Harvianto, dan Woro Mustiko, tampil diiringi ethnochestra. Mereka menyanyikan antara lain lagu daerah seperti Pangkur Sagu dan Walangkekek, lagu Melayu Fatwa Pujangga, lagu patriotik Indonesia Jiwaku, serta lagu What A Wonderful World. Selain menyanyi, Woro bahkan memainkan tari, yakni Tari Kedok.

Shandy Sondoro tampil atraktif dan interaktif ketika membawakan lagu 'Pangkur Sagu' dari Papua. Dengan gayanya yang atraktif, Shandy sukses mengajak penonton bergoyang dan bertepuk tangan mengikuti irama musik. Dengan Bahasa Jerman yang fasih, ia mencoba berinteraksi dengan publik Austria.


Baca juga: Antisipasi Protes, Otoritas Hong Kong Tutup Kantor Pemerintahan


Ethnochestra juga memainkan instrumen baik Indonesia, misalnya Swarna Dipa, maupun intrumen klasik, antara lain Wiener Blut karya Johann Strauss. Yang paling menarik perhatian penonton ialah ketika ethnochestra memainkan instrumen Tritsch Tratsch Polka karya Johan Strauss yang dipadu musik dangdut koplo. Penonton ikut bergoyang mengikuti irama musik Polka bercampur koplo.

Konser bertajuk Ethnochestra, A Melody for Friendship ini diprakarsai Kedutaan Besar RI di Wina.

"Awalnya saya oleh Erwin Gutawa dioerdengarkan rekaman musik etnik dioadu musik klasik. Saya pikir kenapa tidak kita wujudkan dalam satu pertunjukan di Wina," kata Dubes RI untuk Austria, Darmansjah Djumala, dalam sambutannya.

Ada idealisme diplomasi dalam ethnochestra.

"Ini perjumpaan musik tradisi dan klasik. East meets west," lanjut Djumala.

Hadir dalam pertunjukan ethnochestra itu antara lain Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani.

"Kolaborasi internasional seperti Ethnochestra merupakan kesempatan luar biasa untuk memperkuat interaksi antarbudaya sesama rakyat serta meningkatkan pengenalan musik dan kebudayaan Indonesia di dunia internasional," kata Puan ketika memberikan sambutan. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya