Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kesepakatan AS-Meksiko Memicu Kontroversi

Tesa Oktiana Surbakti
10/6/2019 07:50
Kesepakatan AS-Meksiko Memicu Kontroversi
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump(AFP)

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, sepakat untuk menghindari pemberlakuan tarif AS terhadap Meksiko. Hal positif yang membuat pasar bisa bernapas lega.

Kendati demikian, sejumlah kelompok pejuang hak asasi manusia (HAM) mengecam tindakan keras terhadap migrasi. Lopez Obrador mengatakan garis akhir kesepakatan dicapai pada Jumat malam waktu setempat. “Krisis ekonomi atau keuangan tidak akan terjadi di Meksiko,” tegasnya.

Para ekonom telah memperingatkan dampak negatif dari ancaman tarif pemerintahan Trump. Semula, tarif awal ditetapkan 5% pada Senin mendatang. Kemudian secara bertahap naik menjadi 25% pada Oktober. Ancaman Washington kemungkinan besar memicu tindakan pembalasan dari Meksiko. Perselisihan itu jelas membawa potensi guncangan global.

“Meksiko akan berjuang sangat keras. Jika mereka melakukan itu, ini akan menjadi perjanjian yang sangat berhasil antara AS dan Meksiko,” bunyi cicitan Lopez Obrador dalam akun Twitter-nya pada Sabtu pagi waktu setempat.
Kelegaan itu terlihat jelas di kota perbatasan Tijuana, Meksiko, lokasi rapat umum yang dipimpin Lobez Obrador. Ribuan orang menghadiri pertemuan untuk merayakan kesepakatan dan persahabatan antara Meksiko dan AS.

Namun, pemimpin sayap kiri yang mengklaim baru saja berbicara dengan Trump via telepon, memperingatkan mitranya dari AS. Dia menekankan tidak cukup bagi Meksiko untuk memperketat perbatasannya. Washington perlu berinvestasi dalam pengembangan ekonomi di Amerika Tengah guna membendung eksodus dari wilayah tersebut.

“Satu-satunya solusi ialah memperluas kesempatan dan mengurangi tingkat kemiskin­an. Dengan begitu, migrasi ialah opsional,” tukasnya.

Perilaku kuno Trump
Bagi banyak orang, episode tersebut merupakan perilaku kuno Trump. Memicu krisis dan membiarkannya mendidih sementara waktu. Kemudian, menyatakan perselisihan selesai sehingga dia menuai pujian. Pada Sabtu, The New York Times membuat laporan bahwa sebagian besar tindakan dalam kesepakatan dengan Meksiko, telah disepakati pada negosiasi sebelumnya.

Beberapa lawan menuduh Lopez Obrador bermain dalam tangan Trump. “Itu akan membuat Donald Trump sangat senang. Dengan mengatakan dia tidak harus membangun tembok perbatasan karena Meksiko sekarang ialah temboknya,” bunyi cicitan penulis Meksiko, Esteban Illades.

Mesiko berhasil menghindari salah satu tuntutan utama Trump, yakni menerima perjanjian keamanan negara ketiga. Para pengungsi yang tiba di Meksiko akan dipaksa untuk mencari suaka di negara itu daripada di AS.

Terdapat kesadaran tajam bahwa kebijakan tarif akan menghancurkan ekonomi Meksiko. Negara Amerika Latin mengekspor komoditas senilai US$350 miliar ke ‘Negeri Paman Sam’ setiap tahun.

Meksiko berjanji untuk mengambil sejumlah langkah yang belum pernah terjadi. Tujuannya untuk meredam gelombang imigran keluarga yang tiba di perbatasan AS. Jumlah imigran yang ditahan di perbatasan melonjak hingga 144 ribu jiwa pada Mei 2019 atau tiga kali lipat dari tahun lalu.

AS telah membuat kebijakan resmi yang memicu pertentangan di kedua negara. Secara sistematis, pemerintah AS mengirim kembali para pencari suaka yang melintasi perbatasan, sembari menunggu keputusan mengenai klaim mereka. Pemerintah AS disebut akan menawarkan pekerjaan serta fasilitas kesehatan dan pendidikan untuk para imigran. (AFP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik