Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kazakhstan Memilih Pemimpin Baru

(AFP/Tes/I-1)
10/6/2019 07:25
Kazakhstan Memilih Pemimpin Baru
Warga memberikan suara dalam pemilihan presiden Kazakhstan di Nur-Sultan pada 9 Juni 2019.( VYACHESLAV OSELEDKO / AFP)

WARGA Kazakhstan berbondong-bondong pergi ke tempat pemilihan suara untuk menentukan presiden baru pada Minggu (9/6). Pemilihan presiden dimulai pukul 07.00 pagi waktu setempat dan berakhir pukul 20.00 malam. Sekitar 12 juta orang diperkirakan akan memilih dalam pemilihan dan diikuti tujuh kandidat.

Diplomat karier dan presiden sementara Kassym-Jomart Tokayev, 66, mencalonkan diri untuk partai yang berkuasa dengan dukungan antusias dari Nazarbayev, yang mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pada Maret.

Tokayev memiliki enam saingan dalam jajak pendapat yang dibuka pada 01.00 GMT, termasuk satu tokoh oposisi kunci, tetapi tidak ada yang dikenal luas di Kazakhstan yang mayoritas muslim.

Setelah pemungutan suara sekitar pukul 04.00 GMT di gedung opera di Ibu Kota Nursultan, Tokayev mengakui bahwa Nazarbayev masih berkuasa dalam kapasitas ketua dewan keamanan.

Menanggapi kekhawatiran tentang tindakan keras polisi terhadap protes menjelang pemungutan suara, Tokayev berjanji pemerintahannya akan membangun dialog dengan semua orang yang mendukung pemerintah dan mereka yang menentang pemerintah.

Ivan Sedov dari Almaty mengatakan, dia telah memilih Daniya Yespayeva, 58, satu-satunya kandidiat perempuan dalam pemungutan suara dalam semangat protes.

“Saya tidak mendukung transisi kekuasaan ini,” kata Sedov.

Hanya ada satu kandidat oposisi, jurnalis Amirzhan Kosanov, yang memiliki rekam jejak mengkritik kebijakan pemerintah. Namun, ia mendapat kecaman karena kampanye yang loyo, yakni ia secara samar-samar mengkritik, tetapi tidak menyerang Tokayev secara langsung.

Penumpukan suara ditandai penindasan yang semakin keras terhadap oposisi dengan pengadilan yang menghukum para pemrotes untuk ditahan selama beberapa waktu di penjara.

Human Rights Watch menyebut prospek transisi politik hanya ilusi dan mencatat masih adanya pelanggaran hak di bawah pemerintahan Tokayev. “Otoritas Kazakhstan secara rutin membubarkan protes damai, secara paksa memberikan sanksi kepada mereka dengan peringatan, denda, dan hukuman penjara jangka,” kata pengawas itu.

Musuh bebuyutan Nazarbayev yang berbasis di luar negeri, bankir buronan Mukhtar Ablyazov, menyerukan protes di kota-kota di seluruh negeri pada Minggu dan Senin. (AFP/Tes/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik