Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Serangan Terhadap Sekolah di Afghanistan Meningkat 3 Kali Lipat

Tesa Oktiana Surbakti
28/5/2019 17:10
Serangan Terhadap Sekolah di Afghanistan Meningkat 3 Kali Lipat
Petugas keamanan Afghanistan sedang berjaga-jaga(AFP)

SERANGAN yang menyasar sejumlah sekolah di Afghanistan sepanjang 2018 meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode 2017. Laporan UNICEF menyebut Taliban dan kelompok ekstremis lainnya di Afghanistan trus melancarkan operasi kekerasan terhadap target yang dinilai lebih lunak, jauh dari medan perang.

Jumlah serangan diketahui meningkat dari 68 menjadi 192, sebuah lonjakan yang tidak biasa sejak 2015. Pada tahun lalu, jumlah anak yang putus sekolah pun meningkat drastis. Hal ini menjadi tanda memburuknya situasi keamanan di Afghanistan.

Baca juga:  Telan 246 Paket Kokain, Pria Jepang Tewas

Bagi sebagian warga Afghanistan, laporan itu memberikan bukti bahwa rezim Taliban yang represif kembali bangkit. Sekalipun Amerika Serikat (AS) berupaya untuk bernegosiasi untuk penyelesaian damai dengan kelompok militan.

Juru bicara Kementerian Pendidikan Afghanistan, Nooria Nazhat, mengatakan pemerintah tidak memiliki data khusus yang mendukung laporan UNICEF. Kendati demikian Nazhat berdalih, "Setiap minggu kami memiliki laporan mengenai sekolah-sekolah di Afghanistan yang diserang."

"Dalam beberapa bulan terakhir, 431 sekolah ditutup karena masalah keamanan. Pemerintah berupaya agar sekolah kembali beroperasi," imbuh Nazhat.

Laporan tahunan UNICEF mencatat pengalihan fungsi sekolah sebagai lokasi pemungutan suara, menjadi salah satu penyebab meningkatnya serangan. Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, menegaskan dunia pendidikan Afghanistan dalam bahaya.

"Serangan tidak masuk akal terhadap sekolah, termasuk pembunuhan dan penculikan guru, telah mengancam dunia pendidikan. Itu menghancurkan harapan dan impian seluruh generasi muda," tukas Fore dalam sebuah pernyataan.

Masih dalam laporan serupa, lebih dari satu juta anak di Afghanistan tidak dapat bersekolah. Mayoritas merupakan anak perempuan. Bulan lalu, di wilayah Farah Barat, sekelompok pria bersenjata membakar dua sekolah khusus perempuan. Bangunan sekolah termasuk buku-buku pelajaran, habis terbakar. Serangan itu menghentikan akses pendidikan untuk 1.700 anak perempuan. Belum lama ini, empat sekolah khusus perempuan di wilayah tersebut juga kembali diserang.

Baca juga: Abe Ungkap Kemarahan Terkait Aksi Penikaman

Sebelum digulingkan pada 2001, kelompok Taliban tidak mengizinkan anak perempuan bersekolah. Mereka diwajibkan berada di rumah, kecuali mendapatkan pengawalan dari saudara laki-laki. Selama perang yang berlangsung belasan tahun, para pejuang Taliban kerap membakar fasilitas sekolah, agar tidak dibuka kembali pasukan NATO dan Afghanistan setelah mengambil kendali.

Terdapat 17.500 sekolah yang tersebar di wilayah Afghanistan. Sekitar 1.000 sekolah ditutup akibat konflik yang masih berlangsung. Jumlah tersebut belum berubah sejak tahun lalu. (Thenewyorktimes/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya