Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PENDIRI Huawei, Ren Zhengfei, tidak terlalu merisaukan upaya Amerika Serikat (AS) yang ingin menghambat ambisi global perusahaannya. Dia menyebut AS telah meremehkan kekuatan raksasa telekomunikasi tersebut.
Pandangan Ren diungkapkan kepada media Tiongkok, beberapa hari setelah Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan perintah dengan tujuan meredupkan bisnis Huawei di 'Negeri Paman Sam'. Sebuah tembakan baru di tengah upaya AS menghentikan ekspansi Huawei dalam pengembangan teknologi jaringan 5G.
"Praktik politisi AS sejauh ini meremehkan kekuatan kita. Pengembangan jaringan 5G Huawei sama sekali tidak akan terpengaruh. Dalam hal teknologi 5G, perusahaan lain sulit menyusul Huawei dalam dua atau tiga tahun mendatang," jelas Ren.
Raksasa internet AS, Google, yang memberdayakan sebagian besar sistem Android dalam produk telepon pintar global, memutuskan hubungan dengan Huawei, sebagai respons terhadap larangan pemerintah. Langkah tersebut memiliki dampak signifikan bagi pengguna produk Huawei. Pasalnya, raksasa telekomunikasi itu tidak bisa mengakses layanan eksklusif Google, seperti Gmail dan Google Maps.
Belakangan, Departemen Perdagangan AS mengeluarkan penangguhan larangan selama 90 hari, yakni mengizinkan lisensi sementara terkait transfer teknologi.
Meredam kekhawatiran
Huawei berupaya meredakan kekhawatiran konsumen atas kebijakan Google. Lebih lanjut, Ren mengungkapkan Huawei dan Google tengah bernegosiasi dalam menanggapi larangan pemerintah AS. Dia pun menilai Google sebagai perusahaan yang bertanggung jawab.
"Tindakan AS tidak akan berdampak pada konsumen yang menggemari produk telepon pintar dan tablet buatan Huawei. Begitu pula dengan mereka yang berencana membeli perangkat masa depan," tutur seorang juru bicara Huawei di Australia.
Dalam menyoroti akses Huawei ke berbagai komponen utama, Ren mengakui setengah dari cip yang digunakan dalam peralat-an perusahaan, bersumber dari AS. Adapun setengah lainnya diproduksi sendiri.
"Tetapi, kami tidak akan bisa diisolasi dari pasar global. Kami memproduksi cip yang sama dengan cip AS. Meskipun itu tidak berarti kami tidak mau membeli dari produsen AS," urai Ren.
Dia turut menepis laporan bahwa produsen cip asal Jerman, Infineon, telah menghentikan pengiriman produk ke Huawei. Akan tetapi, kalangan analis berpendapat larang-an AS mengancam kelangsungan hidup perusahaan, karena sangat bergantung pada komponen asal AS.
"Jika larangan (dari AS) berlanjut, Huawei pasti akan merugi, terutama untuk penjualan produk telepon pintar. Termasuk pusat data dan jaringan pasar," kata analis dari Moor Insights & Strategi, Patrick Moorhead.
Konfrontasi terhadap Huawei telah berlangsung selama bertahun-tahun. Perusahaan berhasil meraup keuntungan besar dalam pengembangan teknologi jaringan 5G. Sementara itu, intelijen AS meyakini Huawei didukung militer Tiongkok. Peralatannya yang masuk ke jaringan komunikasi negara-negara pesaing, diduga memberikan layanan intelijen bagi Beijing. Washington mendorong sekutu terdekatnya untuk menolak teknologi Huawei. (AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved