Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KERUSUHAN di sebuah penjara wilayah Tajikistan menewaskan 32 orang, termasuk 24 anggota kelompok militan Negara Islam (IS). Selain itu, tiga orang penjaga dan lima orang narapidana turut menjadi korban.
Melalui pernyataan resmi, Kementerian Kehakiman mengungkapkan kerusuhan pada Minggu (19/5) malam dipicu sejumlah narapida anggota IS. Penjara yang berlokasi di Vakhdat, sekitar 17 kilometer (km) timur Ibu Kota Dushanbe, menampung 1.500 narapidana.
Awalnya, beberapa tahanan anggota IS menikam tiga orang penjaga sampai mati. Kemudian, mereka membunuh lima narapidana untuk mengintimidasi yang lain. Narapidana IS turut menyandera tahanan lain, sebelum menembaki fasilitas kesehatan penjara.
"Setelah operasi pembalasan, 24 anggota IS tewas dan 25 anggota lainnya ditangkap. Para sandera dibebaskan dan dibawa kembali ke penjara," bunyi keterangan tersebut.
Di antara para dalang kerusuhan, otoritas berwenang mengidentifikasi anak dari mantan kepala pasukan khusus Tajikistan, yang menjadi anggota kepemimpinan IS di Suriah. Dia tewas terbunuh pada September 2017.
Pada November 2018, terjadi kerusuhan yang diklaim IS di Khujand, sebuah kota dengan populasi 700 ribu orang. Peristiwa itu menyebabkan 26 orang tewas.
Tajikistan berpenduduk 8,5 juta orang yang berbatasan dengan Afghanistan, menderita konflik hebat sejak negara itu merdeka setelah runtuhnya Uni Soviet (1991). Puluhan ribu orang terbunuh di negara itu selama perang saudara lima tahun pada 1990-an. Pihak berwenang di negara mayoritas muslim itu mengatakan bahwa lebih dari 1.000 orang Tajik bergabung dengan IS di Suriah dan Irak. (AFP/Tes/Yan/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved