Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PEMIMPIN Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengawasi langsung uji coba peluncur roket jarak jauh ganda dan senjata taktis, Sabtu kemarin, termasuk apa yang terlihat sebagai rudal balistik jarak pendek (SRBM).
"Pemimpin Korea Utara memberi perintah menembak untuk meningkatkan kemampuan tempur negara itu," kata kantor berita resmi Korut, KCNA.
Saat menanggapi uji coba itu, Presiden AS Donald Trump dalam sebuah tweet mengatakan ia tetap berkeyakinan dapat mencapai kesepakatan dengan Jong-un.
"Apa pun yang menarik di dunia ini sangat mungkin, tetapi saya percaya bahwa Kim Jong-un sepenuhnya menyadari potensi ekonomi besar Korea Utara dan tidak akan melakukan apa pun untuk mengganggu atau mengakhirinya," kata Trump di Twitter.
"Dia juga tahu bahwa saya bersamanya dan tidak ingin mengingkari janjinya kepadaku. Kesepakatan akan terjadi!" tegas Trump.
KCNA menyatakan tujuan uji coba itu untuk memeriksa kemampuan dan keakuratan dari peluncur roket jarak jauh ganda berkaliber besar dan peluru kendali taktis.
"Pemimpin tertinggi Kim Jong-un mengetahui rencana penyerang alat pemukul dari kaliber yang berbeda dan memeriksa kesiapan tembak, termasuk kemajuan dan penyebaran peluncur roket jarak jauh berkaliber besar dan senjata taktis dalam posisi menembak," bunyi laporan KCNA, Minggu (5/5).
Kim Jong-un memuji Angkatan Darat Korut atas pengoperasian peluncur roket jarak jauh ganda berkaliber besar modern dan peluru kendali taktis.
Militer siaga tinggi
Kim Jong-un menekenkan perlunya semua tentara Korut berada dalam posisi siaga tinggi. "Perdamaian dan keamanan sejati dipastikan dan dijamin hanya dengan kekuatan yang kuat," ujarnya.
Analis mengatakan rudal balistik bahan bakar padat jarak pendek ditembakkan pada Sabtu dan menjadikan ini ujian paling serius sejak Korut Utara menembakkan rudal balistik antarbenua pada November 2017.
Namun, itu tidak melanggar janji Korut untuk tidak menguji rudal jarak jauh atau nuklir. "Namun, Pyongyang tampaknya semakin tidak sabar dengan desakan Washington bahwa sanksi ekonomi penuh tetap ada sampai Kim mengambil langkah serius untuk membongkar program senjata nuklirnya," kata wartawan BBC Laura Bicker.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Korut menembakkan sejumlah rudal jarak pendek dari semenanjung Hodo di dekat kota pantai timur Wonsan ke arah timur laut mulai pukul 9.06 waktu setempat.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan proyektil itu bukan ancaman keamanan dan tidak mencapai mana pun di dekat pantai negara itu. Jepang kemungkinan akan menghindari tanggapan yang keras karena PM Shinzo Abe berusaha untuk mengamankan pertemuan puncaknya dengan Kim.
Aksi penembakan rudal ini terjadi setelah Kim Jong-un bertemu dengan Trump di Hanoi, Vietnam, pada Februari 2019, yang gagal mencapai kesepakatan untuk mengakhiri program nuklir dan membuka sanksi ekonomi atas negara komunis itu.
Kim lalu bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Vladivostok (April 2019) dan memintanya menyampaikan pesan kepada AS dan Tiongkok. Saat itu, Putin mengatakan Korea Utara membutuhkan jaminan keamanan internasional agar proses denuklirisasi bisa berjalan. (BBC/AFP/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved