Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
SEBAGIAN warga Sri Lanka, terutama pemeluk agama Kristen Katolik, memilih berdiam di rumah di hari ini, Minggu 28 April 2019. Gereja Katolik Sri Lanka telah membatalkan semua acara misa di tengah kekhawatiran akan adanya serangan lanjutan usai rentetan bom yang menewaskan ratusan orang pekan lalu.
Satu-satunya misa di Sri Lanka hari ini digelar di sebuah kapel kecil di rumah Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Randith. Misa di kapel tersebut ditayangkan di saluran televisi Sri Lanka.
"Ini adalah momen di mana keteguhan hati kita semua diuji oleh kehancuran besar yang terjadi Minggu lalu," ujar Kardinal Randith, dikutip dari laman Sky News.
"Ini juga adalah momen di mana pertanyaan seperti, apakah Tuhan benar-benar mencintai kita, apakah dia sayang terhadap kita, mungkin muncul di hati manusia," lanjutnya.
Misa di kapel milik Kardinal Randith dihadiri Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan juga pemimpin oposisi Mahinda Rajapaksa. Tiga tokoh yang dikenal kurang akur ini memperlihatkan persatuan mereka di tengah cobaan berat yang melanda Sri Lanka.
Baca juga : Tentara Sri Lanka Gerebek Markas Teroris, 15 Orang Tewas
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kolombo meminta warga AS di Sri Lanka untuk tidak menghadiri acara keagamaan apapun pekan ini.
Sajith Liyanage, pria berumur 51 tahun, mengaku khawatir atas situasi keamanan di Sri Lanka saat ini. Ia mengaku lebih memilih menonton misa di televisi.
"Saat ini kami belum benar-benar memahami apa yang sedang terjadi," tutur dia.
Sementara itu, sekelompok prajurit Sri Lanka bersiaga di depan gereja St Mary Magdalene's Church di distrik Ampara. Sabtu kemarin, area di dekat gereja tersebut menjadi lokasi baku tembak antara aparat keamanan dengan sekelompok orang terkait rentetan ledakan pekan kemarin.
Baku tembak yang juga diiringi tiga ledakan itu menewaskan 15 orang, termasuk enam anak-anak.
Tulisan di St Mary Magdalene's Church menyebutkan bahwa gereja dan sebuah sekolah akan ditutup hingga 6 Mei. Sama seperti St Mary Magdalene's Church, sebuah masjid di dekatnya juga dijaga ketat aparat keamanan.
Jumat kemarin, Presiden Sirisena mengatakan kepolisian Sri Lanka sedang mencari 140 orang yang diduga memiliki kaitan dengan kelompok militan Islamic State (ISIS). Pada 23 April lalu, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas rentetan ledakan bunuh diri di Sri Lanka. medcom/OL-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved