Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

RI-Tiongkok Sepakat soal Pengurangan Kemiskinan

Dero Iqbal Mahendra
28/4/2019 07:00
RI-Tiongkok Sepakat soal Pengurangan Kemiskinan
Wakil Presiden Jusuf Kalla berpidato di depan peserta Forum Bisnis Indonesia-China di Beijing, China, Jumat (25/4/2019).(ANTARA/M.Irfan Ilmie)

INDONESIA memiliki sejumlah kesamaan pandangan dengan Program Belt and Road Initiative (BRI) yang digagas Tiongkok, misalnya pengentasan rakyat dari kemiskinan. Demikian pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Media Indonesia di Beijing, Tiongkok, kemarin. Ketika membuka KTT Belt & Road Forum (BRF) II di International Convention Center, Yonqi Lake, Beijing, Tiongkok, Jumat (26/4) malam waktu setempat,

Presiden Tiongkok Xi Jinping menyatakan persoalan pengentasan rakyat dari kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan hasil pembangunan merupakan tujuan dari Program BRI untuk seluruh negara anggota.

"Salah satu perhatian dari BRI ialah pemerataan. Mereka mengatakan di Tiongkok setelah dua jam keluar dari Beijing sudah terlihat kemiskinan, sedangkan kita hanya di belakang Jalan Thamrin, Jakarta, sudah tampak kemiskinan itu," kata Jusuf Kalla.

JK menyatakan persoalan kemiskinan dan ketimpangan sosial memang harus diperbaiki untuk kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Indonesia pun mendorong gagasan yang sama seperti yang disampaikan Xi Jinping tersebut.

"Inilah yang memang harus sama-sama kita perbaiki. Jadi, kita (memang) memiliki program yang sama juga," lanjut Kalla.

Senada dengan Wapres, pada kesempatan yang sama Menlu Retno Marsudi menerangkan kemiskinan dan kesenjangan dalam pembangunan dialami oleh semua negara tanpa terkecuali Tiongkok.

Presiden Xi dalam pidatonya, kata Retno, menyebutkan, untuk mencapai kemakmuran di masa depan konektivitas dan infrastruktur menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

"Konektivitas dalam konteks BRI itu juga antarnegara. Jadi, bagaimana kita mampu mendekatkan jarak antara negara-negara untuk kemakmuran bersama, khususnya bagaimana mempersempit kesenjangan pembangunan di masyarakat," ujar Retno.

Dalam pidatonya, Xi Jinping mendorong juga keterbukaan pasar di Tiongkok bagi negara-negara anggota BRI. Tiongkok berencana menciptakan platform bagi pebisnis di luar Tiongkok untuk pasar di dalam negeri mereka. Untuk itu Tiongkok akan memotong sejumlah tarif dan menurunkan biaya masuk bagi produk impor.

"Aliran barang, modal, teknologi, dan masyarakat merupakan hal yang vital bagi pertumbuhan ekonomi. Tiongkok akan membuka akses pasar, mengurangi daftar negatif investasi, dan mendorong porsi kepemilikan asing dari sektor lainnya," kata Xi.

Komunike bersama
Rencananya pada akhir KTT akan dikeluarkan dokumen komunike bersama untuk sejumlah sektor. Misalnya, penguatan strategi kebijakan pembangunan, infrastruktur untuk konektivitas, promosi pembangunan berkelanjutan, penguatan kerja sama, dan pertukaran sumber daya manusia.

Kemarin, Wapres JK mengikuti Leaders Round Table yang terbagi dalam tiga sesi di Ji Xian Hall, ICC.

Sebelum masuk pada sesi 2, JK mengikuti foto bersama dengan kepala pemerintahan negara yang hadir.

Saat menutup rangkaian kegiatan lawatan di Tiongkok, Kalla menyampaikan pandangan dan masukan Indonesia pada BRF II Leaders Round Table di sesi 3.

Seusai KTT, Wapres JK beserta rombongan bertolak kembali ke Tanah Air dan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (28/4) pukul 00.00 WIB. (X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya