Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PASUKAN dari wilayah timur Libia bergerak menuju ke ibukota Tripoli pada Minggu (14/4) ini. Setelah pemimpin parlemen wilayah timur menggaungkan serangan di bawah komandan militer, Khalifa Haftar.
"Kami perlu menyingkirkan milisi dan kelompok teroris," tegas Aguila Saleh, pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang bersekutu dengan Haftar. Dia menggunakan referensi yang kerap dibuat para pejabat timur, untuk menggambarkan pasukan yang bersekutu dengan pemerintah Tripoli.
Baca juga: Surat Suara Tercoblos tak Pengaruhi Pemungutan Suara Malaysia
"Kami meyakinkan warga Tripoli bahwa operasi pembebasan Tripoli akan terbatas, dan tidak melanggar kebebasan apapun. Langkah ini untuk memulihkan keamanan dan memerangi terorisme," kata Saleh kepada para politisi dalam suatu pertemuan di kota Benghazi.
Pernyataannya muncul ketika pasukan Haftar melancarkan serangan udara yang menghantam halaman sekolah di wilayah pinggiran Tripoli. Pasukan dari timur sempat dikonfrontasi pasukan yang bersekutu dengan pemerintah Perdana Menteri (PM) Libia, Fayez al-Serraj.
Dalam barisan yang kemungkinan baru, Angkatan Darat Nasional wilayah timur Libia (LNA) tengah menyiapkan satu unit pasukan untuk bergerak ke pelabuhan minyak Es Sider dan Ras Lanuf, di pantai timur. Langkah itu untuk mengantisipasi serangan dari kelompok bersenjata, yang bersekutu dengan al-Serraj.
"Pasukan ini akan memperkuat perlindungan sejumlah pelabuhan," ujar seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya.
Pemerintah Tripoli akan menyetujui gencatan senjata, jika pasukan LNA kembali ke wilayah timur. Hal itu diungkapkan juru bicara pemerintah Libia, Mohanad Younes, kepada wartawan.
Sejauh ini, pasukan yang setia kepada pemerintah al-Serraj, menjaga pertahanan di wilayah timur bagian teluk. Pertempuran sengit mencuat di sekitar bandara yang tidak beroperasi, sekitar 11 kilometer dari pusat kota.
Sumber dari militer timur menyatakan pesawat perang milik LNA telah menembaki kamp militer di pinggiran timur Tripoli. Seorang pejabat LNA membenarkan pesawat tersebut menargetkan kamp pasukan al-Serraj.
Lebih lanjut, Saleh mengatakan misi PBB ke Libia dan pemerintah al-Serraj telah dikendalikan oleh kelompok-kelompok bersenjata. Meski gagal mengusir mereka dari ibukota, pihaknya berjanji pemerintah Libya akan mengadakan pemilihan yang sudah lama tertunda, pasca operasi Tripoli berakhir.
Penyerbuan pasukan LNA ke Tripoli merupakan gerakan terbaru, sejak konflik 2011 yang menggulingkan Muammar Gaddafi. Konflik terus berlanjut meski ada seruan internasional, untuk menghentikan serangan yang menelan banyak korban sipil.
Pekan lalu, Uni Eropa meminta LNA untuk menghentikan serangan. Tepatnya, setelah menyetujui sebuah pernyataan yang menyoroti perdebatan Perancis dan Italia terkait penanganan konflik. Serangan Haftar mengejutkan PBB yang berencana mengadakan konferensi nasional pada 14 April, untuk mempersiapkan pemilihan umum di Libya.
Baca juga: WNI di Inggris dan Irlandia Sambut Antusias Pemilu 2019
Berdasarkan catatan PBB, pertempuran terbaru telah menewaskan 75 orang, yang sebagian besar adalah pejuang. Sementara itu, 323 orang mengalami luka-luka. Sekitar 13.000 orang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Di samping menelan korban jiwa, konflik mengancam aliran pasokan minyak, meningkatkan migrasi ke Eropa, mengacaukan rencana perdamaian PBB, hingga membuka jalan bagi kelompok bersenjata untuk menciptakan kekacauan.
Haftar, seorang mantan jenderal dalam pasukan Gaddafi yang akhirnya bergabung dengan kelompok pemberontah, menggerakkan pasukannya dari wilayah timur. Tujuannya untuk mengambil alih wilayah selatan yang kaya minyak awal tahun ini, sebelum kemudian menyerang Tripoli pada awal April. (Aljazeera/OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved