Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PERDANA Menteri Libya Fayez al-Sarraj bertekad melindungi ibu kota Tripoli saat pasukan loyalis Jenderal Khalifa Haftar semakin mendekat dari arah timur.
Dalam pernyataan di televisi nasional, dilansir dari laman BBC, Minggu 7 April 2019, PM al-Sarraj menuduh Khalifa Haftar berusaha melakukan kudeta di Libya. Ia menegaskan pasukan Khalifa Haftar akan disambut dengan "kekuatan penuh" di Tripoli.
Saat ini pasukan Khalifa Haftar yang disebut PM al-Sarraj sebagai pemberontak sedang berada di wilayah pinggiran Tripoli. Media lokal menyebut pasukan Khalifa Haftar telah berhasil merebut sebuah bandara internasional.
PM al-Sarraj mengklaim selama ini pemerintahannya "berusaha mengulurkan tangan (ke pihak pemberontak) untuk mencari solusi damai."
Tripoli adalah markas dari pemerintahan resmi Libya yang diakui dunia internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sementara di Libya timur, sebagian besar wilayahnya dikuasai Khalifa Haftar.
Pasukan pemberontak mendekati Tripoli dengan menjalankan strategi serangan dari berbagai arah, baik selatan maupun barat. Hingga saat ini belum ada pasukan Khalifa Haftar yang masuk ke Tripoli.
Tahun ini, Pasukan Nasional Libya (LNA) di bawah pimpinan Khalifa Haftar telah berhasil merebut Libya selatan dan sejumlah ladang minyak di wilayah tersebut.
Sebelumnya, PBB menyerukan perdamaian di Libya saat negara tersebut berada di ambang perang sipil terbaru. Seruan disampaikan saat pasukan pimpinan Khalifa Haftar dari Libya bagian timur bergerak menuju ibu kota Tripoli.
Grup G7 juga menyuarakan hal serupa. "Kami meminta semua pihak terkait untuk menghentikan aktivitas dan pergerakan militer menuju Tripoli, yang berpotensi menghambat proses politik yang dipimpin PBB dan juga membahayakan warga sipil serta memperpanjang penderitaan warga Libya," ungkapnya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku telah bertemu Haftar. "Saya meninggalkan Libya dengan perasaan berat dan kekhawatiran mendalam," ujar dia.
"Saya masih berharap konfrontasi berdarah di dalam dan sekitar Tripoli dapat dihindari," sambung dia. Saat Guterres dan Haftar berdialog, terjadi sejumlah pertempuran di bandara internasional di pinggiran kota Tripoli.
Haftar pernah menjadi seorang perwira di jajaran militer mantan diktator Muammar Gaddafi. Namun rencana kudeta membuat Haftar diasingkan selama dua dekade di Virginia. Dia kemudian kembali ke Libya usai Gaddafi digulingkan pada 2011.(medcom/OL-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved