Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Theresa May Didesak Segera Mundur

TheSun/BBC/Yan/I-1
01/4/2019 02:00
Theresa May Didesak Segera Mundur
Perdana Menteri Inggris Theresa May (kiri).(Adrian DENNIS / AFP)

PERDANA Menteri Inggris Theresa May menghadapi tekanan besar untuk berhenti minggu depan. Hal itu terjadi agar PM baru dapat memimpin pembicaraan Brexit.

Perdana Menteri yang akan berhenti, Theresa May, berada di bawah tekanan untuk melepas jabatannya menjelang upaya keempatnya untuk mendapatkan kesepakatan Brexit melalui Parlemen.

Menang atau kalah, Tories teratas akan memberi tahu PM kapan saatnya untuk berhenti.

Brexiteers menginginkan jalan keluar yang cepat sehingga pemimpin baru dapat bekerja pada musim panas untuk pembicaraan berikutnya dengan Uni Eropa.

Akhir jabatan PM May bisa lebih cepat dalam beberapa hari ini karena anggota parlemen senior menuntut kepergian May sebelum batas waktu pembicaraan Brexit berikutnya dengan UE atau paling lambat 22 Mei.

Anggota parlemen akan memimpin proses Brexit minggu ini setelah kesepakatan May dikalahkan untuk ketiga kalinya.

Besok mereka akan mengadakan pemungutan suara untuk menemukan solusi yang diharapkan untuk tetap berada di serikat pabean.

PM May memiliki satu peluang lemparan dadu terakhir, Selasa (2/4) ketika dia mengajukan pilihan kepada para anggota parlemen pilihan antara kesepakatan May atau Brexit yang dipermudah.

Sumber Downing Street mengatakan ini akan menjadi kesempatan terakhir kali. "Jika mereka tidak memilih rencana pemerintah, rencana Parlemen akan menggantikannya. Itu akan berarti Brexit tertunda selama dua tahun lebih lanjut dan Inggris tetap di serikat pabean."

Anggota parlemen diam-diam mendorong agar PM tetap tinggal sampai konferensi Tory pada September.

Senin (1/4), anggota Parlemen Inggris menyepakati rencana alternatif. Sejauh ini pilihan-pilihan yang telah dikumpulkan mendukung hubungan yang lebih dekat dengan Uni Eropa dan menggelar referendum kedua.

Pejabat pemerintah tidak menyampingkan kemungkinan pemungutan suara kedua pada pekan depan, antara pilihan yang paling banyak dipilih anggota parlemen dengan May. (TheSun/BBC/Yan/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya