Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Ribuan Orang Tewas Akibat Topan Idai

Tesa Oktiana Surbakti
19/3/2019 20:00
Ribuan Orang Tewas Akibat Topan Idai
(AFP)

KORBAN tewas akibat terjangan Topan Idai bisa mencapai 1.000 orang. Presiden Mozambik, Filipe Nyusi, mendatangi sejumlah daerah terdampak paling parah.

Dia tak kuasa melihat banyak mayat mengambang di sekitar sungai. Badai menerjang wilayah kota pelabuhan Beira dengan kecepatan angin 177 kilometer (km) per jam, pada Kamis waktu setempat. Namun, tim bantuan baru mencapai lokasi pada hari Minggu. Kepada BBC, seorang petugas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan mayoritas hunian di Beira dengan populasi setengah juta jiwa, mengalami rusak parah.

Baca juga: Hakim PBB Akan Menjatuhkan Vonis Kepada Radovan Karadzic

"Tidak ada bangunan yang tidak rusak.Atap dan tembok rumah hancur. Aliran listrik terputus, begitu juga jaringan telekomunikasi. Banyak tiang listrik berjatuhan," ujar Gerald Bourke dari Program Pangan Dunia PBB.

Kepala tim penilaian Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Masyarakat (IFRC), Jamie LeSuer, mengungkapkan tim penyelamat bertugas sepanjang malam untuk membantu orang-orang yang terjebak di pohon. Pasca banjir dan topan dahsyat, data resmi jumlah korban tewas di Mozambik mencapai 84 orang. Terjangan angin topan menewaskan sedikitnya 180 orang di seluruh Afrika bagian selatan.

IFRC menggambarkan peristiwa itu sebagai kerusakan berskala besar dan mengerikan. Di Zimbabwe, sekitar 98 orang dinyatakan tewas. Sementara itu, 217 orang di wilayah timur dan selatan masih belum ditemukan. Korban tewas termasuk dua murid sekolah asrama St Charles Lwanga di distrik Chimanimani. Wilayah Malawi pun ikut terdampak. Banjir yang disebabkan hujan sebelum topan melada, telah menewaskan 122 orang.

Pemerintah Inggris memberikan bantuan kemanusiaan sebesar US$ 8 juta untuk wilayah Mozambik dan Malawi. Pengiriman bantuan juga mencakup tenda dan ribuan peralatan perlindungan.

Sebagian besar korban tewas berada di wilayah Beira, kota terbesar keempat di Mozambik. Jumlah populasi tercatat sekitar 500 ribu orang. Lebih dari 1.500 orang terluka akibat tertimpa puing bangunan dan pohon yang tumbang.

"Hampir semuanya terkena dampak bencana. Banyak warga yang menderita, bahkan masih ada yang terjebak di atas pohon. Mereka sangat membutuhkan bantuan," ujar Gubernur Sofala, Alberto Mondlane.

Meski tengah ditimpa bencana, warga lokal Beira berupaya membuka akses jalan di kota tersebut. Sebagian besar jalan yang menghubungkan Beira ke seluruh wilayah rusak parah. Saat ini, akses jalur udara sudah mulai pulih. Presiden Filipe diketahui turut mengunjungi eSwatini yang sebelumnya dikenal Swaziland, lantaran terdampak cukup parah.

Baca juga: Pembunuh Penunggak Tagihan Airbnb Divonis 11 Tahun Penjara

Situasi darurat telah diumumkan di Zimbabwe. Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, pulang lebih awal dari kunjungan kenegaraan di Uni Emirat Arab. Dia ingin memastikan upaya penanganan bencana nasional.

Sejumlah korban selamat tidak menduga dampak banjir telah meluluhlantakkan hunian mereka, hingga menyapu orang-orang yang dicintai. "Sampai sekarang saya belum bisa menemukan putri saya. Rumah saya sudah tidak berbentuk, hanya tersisa puing-puing," kata Jane Chitsuro lirih.(BBC/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya