Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Atasi Deforestasi, Peru Buka Pangkalan Militer di Amazon

Marcheilla Ariesta
07/3/2019 18:29
Atasi Deforestasi, Peru Buka Pangkalan Militer di Amazon
(AFP/Guadalupe Pardo)

PERU membuka pangkalan militer di Hutan Amazon. Ini merupakan upaya mereka mengatasi pembalakan liar yang menjadi penyebab utama deforestasi di hutan hujan terbesar dunia.
 
“Pemerintah telah mengambil keputusan politik untuk hadir di wilayah ini, memberantas penambangan ilegal,” ujar Menteri Pertahanan Jose Huerta pada peresmian pangkalan militer di cagar alam Tambopata, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (7/3).
 
Pangkalan ini terletak di wilayah Madre de Dios yang dikenal sebagai ibu kota penambangan ilegal di Peru. Pangkalan militer tersebut telah dipasang sebuah kamp tua berisi kayu gelondongan yang ditinggalkan penambang liar dua pekan lalu, saat Peru memulai operasi ‘Merkurius’ untuk menentang praktik itu.

“Kami telah datang dan akan tinggal selama yang diperlukan,” kata Huerta. Dia menambahkan akan ada lebih banyak pangkalan militer dibangun di sana.

Baca juga: Presiden: Brazil Terbuka Menjadi Tuan Rumah Pangkalan Militer AS
 
“Kami sudah memiliki fase dua pekan pertama dan kami akan lanjut ke tahap kedua. Diharapkan bisa berlangsung hingga enam bulan,” tambuhnya.
 
Menteri Lingkungan Hidup Fabiola Munoz mengatakan Madre de Dios adalah daerah dengan keanekaragaman hayati tinggi. Tempat ini juga memiliki potensi wisata besar yang hanya perlu dieksploitasi sedikit.
 
Munoz menuturkan para wisatawan ke Tambopata, seribu kilometer sebelah timur ibu kota Lima. Mereka menghabiskan uang lebih banyak di sana, dibandingkan di Machu Picchu yang adalah objek wisata utama negara itu.
 
Pada 19 Februari, empat helikopter polisi dan militer mendarat di Madre de Dios. Mereka menemukan kota yang 350 penduduknya telah melarikan diri beberapa jam sebelumnya.
 
Mereka meninggalkan gurun pasir besar di tengah-tengah hutan subur itu. Tempat tinggal mereka itu yang menjadi pangkalan militer Peru.
 
Setiap pangkalan nantinnya akan diisi 100 tentara, 50 polisi, dan seorang jaksa penuntut untuk periode enam bulan awal. Tetapi operasi tersebut bisa berlangsung bertahun-tahun.
 
Huerta mengatakan tujuannya adalah untuk mengembalikan hutan itu sepenuhnya. Makanya, patroli nanti akan menggunakan drone, satelit Peru dan pesawat militer.
 
Penambangan ilegal, terutama untuk emas di hutan dan sungai menyebabkan hilangnya 9 ribu hektar hutan hujan tahun lalu. Mereka juga menghasilkan kegiatan ilegal lain, seperti perdagangan manusia, merkuri, pembunuh bayaran dan pelacuran. (Medcom/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik