Oposisi Inggris Dorong Prospek Referendum Kedua Brexit

Tesa Oktiana Surbakti
26/2/2019 18:47
Oposisi Inggris Dorong Prospek Referendum Kedua Brexit
( Khaled DESOUKI / AFP)

KALANGAN oposisi Partai Buruh Inggris menyatakan potensi dukungan terhadap referendum kedua perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Hal itu mengemuka di tengah sikap Uni Eropa yang ingin menunda keluarnya Inggris dari blok tersebut.

Suara internal Inggris mengenai Brexit tampaknya masih terpecah, yang sebagian besar mendukung referendum pada Juni 2016. Dalam beberapa hari terakhir, muncul spekulasi London ingin meminta lebih banyak waktu untuk negosiasi penarikannya.

Baca juga: Parlemen AS Akan Memblokir Deklarasi Darurat Trump

Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, mengimbau parlemen tidak memberikan suara terhadap kesepakatan Brexit sampai 12 Maret, atau 17 hari sebelum Inggris meninggalkan Uni Eropa pada 29 Maret. Sebuah peringatan yang memprovokasi alarm dalam tubuh parlemen. Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, mengatakan pihaknya telah membahas konteks hukum dan prosedural terhadap potensi perpanjangan negosiasi, saat bertemu dengan May di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa-Arab.

"Saya percaya dalam situasi yang tengah kita hadapi, perpanjangan menjadi solusi rasional. Tetapi, PM May masih optimis bahwa skenario itu dapat dihindari," tutur Tusk dalam konfrensi penutupan KTT.

Uni Eropa memandang kekhawatiran yang semakin besar terhadap kemungkinan Inggris akan gagak tanpa kesepakatan, yang membawa risiko kekacauan di kedua belah pihak. Spekulasi meningkat di tengah rencana serangkaian pemungutan suara parlemen Inggris pekan ini, agar Inggris terhindar dari Brexit tanpa kesepakatan.

Pada Senin waktu setempat, Partai Buruh mengatakan segera mengajukan rencana sendiri terkait Brexit. Sekaligus, menyerukan Inggris harus tetap berada dalam serikat kepabeanan Uni Eropa. Apabila rencananya ditolak, Partai Buruh menekankan dukungan terhadap amanademen untuk mengadakan referendum kedua mengenai keanggotaan Uni Eropa.

"Kami berkomitmen untuk mengedepankan atau mendukung amandemen untuk pemungutan suara publik, mencegah Brexit yang gagal dipaksakan di negara ini," ucap pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dalam pernyataan resmi.

Corbyn merupakan euroskeptis yang mendukung Brexit, menjadi ambigu sepanjang negosiasi meski mayoritas anggota partainya di parlemen Inggris mendorong referendum kedua.

Majalah Times menggambarkan keputusan Corbyn sebagai momen penting, namun meneknkan banyak hal diperlukan dalam perincian kebijakan anyar tersebut.

"Referendum kedua berisiko memperdalam perpecahan di negara yang sudah sangat terpecah. Hal itu juga akan memperpanjang ketidakpastian Brexit pada tahun ini. Apapun hasilnya, itu tidak akan menyelesaikan pertanyaan penting tentang hubungan Inggris dan Uni Eropa," bunyi editorial Times.

Baca juga: Agen Perjalanan Tawarkan Tur KTT Trump-Kim

Di pasar mata uang, posisi pounds sterling mengalami kenaikan di tengah spekulasi May menahan batas waktu 29 Maret, untuk mencegah perceraian tanpa kesepakatan yang menyakitkan. Dengan sikap bersatu, Uni Eropa dan 27 negara lainnya berulang kali menolak upaya May yang membuka kembali kesepakatan Brexit pada November. Sejak anggota parlemen Inggris menolak kesepakatan penarikan bulan lalu, May berusaha mengatasi kekhawatiran terkait pengaturan "backstop", sebuah klausul yang mengikat Irlandia Utara dalam serikat kepabeanan Uni Eropa jika kesepakatan baru menjaga perbatasan Irlandia tidak tercapai.

London menginginkan "backstop" diberi batas waktu, atau diizinkan untuk mengakhirinya secara sepihak. Uni Eropa menentang setiap perubahan pada pengaturan yang dirancang untuk menjaga perbatasan antara Irlandia Utara dan Irlandia. Pun, Uni Eropa juga melihat "backstop" sebagai polis asuransi untuk proses perdamaian di provinsi Inggris di Irlandia Utara. Sejauh ini, Brussel belum bergeming meski terdapat tawaran jaminan politik. (BBC/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya