Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Jadi Pengemis, Warga Mesir Dideportasi dari Indonesia

Antara
15/2/2019 12:00
Jadi Pengemis, Warga Mesir Dideportasi dari Indonesia
Petugas memberikan baju untuk digunakan warga negara Mesir, Tarek Ashour Mostafa Abdelaty (kiri), saat proses deportasi di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Provinsi Riau, Jumat (15/2).(ANTARA FOTO/FB Anggoro)

PEMERINTAH Indonesia mendeportasi warga negara asing (WNA) asal Mesir bernama Tarek Ashour Mostafa Abdelaty karena menjadi pengemis di Provinsi Riau.

"Alasan deportasi karena dia selama di Indonesia luntang-lantung dan malah meminta-minta uang ke orang," kata Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Pekanbaru, Junior Sigalingging, Jumat (15/2).

Tarek Ashour dideportasi hanya membawa kantor plastik warna putih yang berisi sehelai baju yang dibawanya. Rudenim Pekanbaru kemudian memberikan pakaian muslim lengan panjang agar Tarek terlihat lebih rapi saat dideportasi.

Junior mengatakan Tarek diberangkatkan ke Bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat Batik Air pukul 08.00 WIB dan ditempatkan semalam di ruang detensi imigrasi bandara tersebut. Sebabnya, pesawat Tarek ke Mesir dijadwalkan pada Sabtu (16/2).

Baca juga: Polisi Pastikan Korban Mutilasi di Malaysia WNI

Junior menjelaskan Tarek masuk ke Indonesia melalui Kota Dumai pada September 2018 sebagai turis, memanfaatkan kebijakan bebas Visa di Indonesia. Di paspornya, Tarik tercatat lahir di Giza pada 15 Agustus 1970.

"Dia lalu ke Pekanbaru dan aktivitasnya luntang-lantung saja," kata Junior.

Ia mengatakan Tarek sempat mencoba menyeberang ke Malaysia dari Dumai pada November tahun lalu namun ditolak Imigrasi Malaysia dan diperintahkan kembali ke Indonesia melalui Dumai.

Akhirnya, Imigrasi Dumai menahannya dan dipindahkan ke Rudenim Pekanbaru pada Desember 2018 untuk proses deportasi.

Junior mengatakan proses deportasi cukup memakan waktu lama karena Kedutaan Besar Mesir untuk Indonesia awalnya tidak mau membiayai deportasi Tarek.

Akhirnya, Pemerintah Indonesia menyanggupi membelikan tiket pesawat dari Pekanbaru ke Bandara Soekarno-Hatta untuk Tarek, dan tiket pesawat selanjutnya dibiayai oleh Pemerintah Mesir.

"Jadi dia sudah dua bulan lebih di Rudemin Pekanbaru karena perwakilan Mesir awalnya cuek saja," ujar Junior Sigalingging. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik