Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MANTAN Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak menggulirkan upaya terakhir untuk menunda persidangan kasus korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Skandal tersebut menggiring kekalahan Najib dalam pemilihan umum (pemilu) pertengahan 2018.
Najib dijadwalkan menjalani sidang perdana pada Selasa mendatang. Dia diduga terlibat dalam penjarahan dana lembaga 1MDB. Aksi penipuan yang menyebar luas di seluruh dunia.
Uang senilai miliaran dolar berhasil dicuri Najib dan kroni-kroninya dari lembaga yang pendiriannya bertujuan mengembangkan ekonomi Malaysia. Hasil korupsi tersebut dihabiskan Najib untuk membeli properti mewah, hingga karya seni bernilai tinggi.
Skandal korupsi itu menjadi faktor utama dalam kekalahan koalisi yang berkuasa dalam pemilu pada Mei 2018. Sejak kehilangan kekuasaan, Najib ditahan berulang kali dan mendapat 42 dakwaan terkait 1MDB. Namun, dia menepis segala tuduhan yang mengarah kepadanya.
Baca juga: Najib akan Jalani Sidang Megakorupsi 1MDB
Jadwal persidangan Najib pada Selasa (12/2) besok, akan menyoroti 7 dakwaan terkait tuduhan mencuri 42 juta ringgit atau setara US$10,3 juta dari SRC International, mantan unit 1MDB.
Akan tetapi, kuasa hukum Najib mengajukan permohonan agar persidangan ditunda, sambil menunggu banding masalah teknis yang berhubungan dengan pemindahan dakwaan antara pengadilan yang berbeda. Pengadilan Banding akan membuat keputusan pada aplikasi Senin nanti.
Langkah itu merupakan salah satu dari beberapa upaya Najib dalam menghadapi kasus 1MDB. Dia diduga menggunakan sebagian kecil dari uang hasil korupsi untuk memuluskan langkah hukumnya.
Dimulainya persidangan perdana menjadi momen kunci. Sekaligus, mengurangi tekanan terhadap pemerintahan Mahathir Mohamad, yang dikritik lamban dalam menangani kasus 1MDB.
Di lain sisi, Najib memang tidak tinggal diam atas kasus yang menjeratnya. Dia melakukan beragai publisitas aneh dalam beberapa pekan terakhir, termasuk menyerang pemerintahan baru di jejaring sosial dan berusaha mencitrakan dirinya sebagai rakyat biasa.(AFP/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved