Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
AKSI teror mematikan di Filipina selatan pada akhir pekan lalu dipastikan tindakan bom bunuh diri yang diyakini dilakukan oleh pasangan suami-istri asal Indonesia dengan bantuan teroris Islamic State (IS).
Sebanyak 22 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya luka-luka ketika dua bom menghantam sebuah gereja di Pulau Jolo di Filipina selatan ketika itu. Pengeboman terjadi beberapa hari setelah para pemilih mendukung pembentukan daerah otonom muslim yang baru.
IS memang langsung mengklaim bertanggung jawab atas teror itu. Namun, hasil penyelidikan terkini menyebutkan pelaku bom bunuh diri itu ialah suami-istri dari Indonesia.
Menurut Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano, kemarin, keduanya dibantu oleh kelompok IS. ‘’Mereka orang Indonesia,’’ ujarnya kepada CNN Filipina.
Serangan semacam itu, imbuh dia, hampir tidak pernah terdengar di Filipina. Menteri Ano yang merupakan mantan kepala militer di Filipina pun meyakini keterlibatan orang Indonesia.
Pernyataan Ano merupakan yang paling akhir disampaikan mengenai penyelidikan yang penuh ketidakkonsistenan. Pihak keamanan sebelumnya mengatakan bom diledakkan dengan kendali jarak jauh.
Namun, kemudian berubah setelah Presiden Rodrigo Duterte mengatakan itu bom bunuh diri. Pandangan Duterte ini diamini oleh Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana.
Menurut Lorenzana, pemeriksaan tas pengunjung di pintu masuk gereja membuat sulit bagi teroris untuk meletakkan bom di sana sehingga amat mungkin bom yang dilekatkan di tubuh pelaku.
“Menurut pemeriksaan forensik, bagian dari mayat-mayat itu dari dua orang, satu di dalam gereja dan satu lagi di luar,” katanya.
Di Jakarta, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan pihaknya belum dapat mengonfirmasi soal keterlibatan warga Indonesia dalam aksi teror itu. Kedubes RI di Manila dan Konsulat Jenderal RI di Davao City tengah berusaha mendapatkan informasi terkait.
‘’Informasi terakhir yang diterima hari ini dari pihak Kepolisian Nasional Filipina (PNP) dan komando militer Western Mindanao Command bahwa pelaku pengeboman di Jolo belum teridentifikasi nama dan kewarganegaraannya,’’ ujarnya. (Ant/X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved