Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PRESIDEN Venezuela Nicolas Maduro akhirnya meminta agar para diplomat Amerika Serikat (AS) segera keluar dari Caracas. Aksi ini sebagai balasan atas dukungan AS terhadap oposisi Venezuela untuk menjatuhkan pemerintah.
Selain itu, Maduro juga menyatakan bahwa Venezuela telah memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat dan menyatakan bahwa Donald Trump merupakan lawan politiknya.
"Saya memutuskan mengakhiri hubungan diplomatik dan relasi politik dengan pemerintahan imperialis AS. Saya harap semua diplomat AS segera keluar dari Caracas dalam 72 jam ke depan," kata Maduro di depan pendukungnya, dikutip dari AFP, Kamis (24/1).
"Saya satu-satunya Presiden Venezuela. Kami tidak ingin kembali ke kudeta abad-20," ujar dia.
Pernyataan ini keluar setelah Trump menyatakan dukungannya terhadap Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela. Hal ini juga disampaikan lewat rekaman video oleh Wakil Presiden AS Mike Pence.
Baca juga: Ketua Parlemen Venezuela Tetapkan Diri Sebagai Penjabat Presiden
Tidak hanya AS, Argentina, Brasil, Kanada, Chile, Kolombia, Kosta Rika, Paraguay, Peru, Ekuador, Guatemala, dan Organisasi Negara Amerika juga mengakui serta mendukung Guaido.
Maduro menegaskan dirinya membela hak serta eksistensi Venezuela dan meminta pendukungnya mencegah segala bentuk kudeta yang diupayakan oposisi yang didukung AS.
"Mereka mencoba memerintah Venezuela dari Washington. Apa kalian mau negara kalian dimasuki pemerintah boneka?" ucap Maduro lagi.
Ia menambahkan, apa yang dilakukan pemerintahan Trump sangat tidak bertanggung jawab karena berusaha menggulingkan rezimnya.
Maduro pertama kali memimpin Venezuela pada 2013 sepeninggal Hugo Chavez yang meninggal karena sakit kanker setelah memerintah selama 14 tahun.
Sejak menjabat, Maduro banyak menerima kecaman dari dalam dan luar negeri atas tuduhan pelanggaran HAM dan penanganan ekonomi negeri yang tidak baik.
Venezuela merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia dan memegang kepresidenan OPEC hingga 2025. Namun, ekonomi Venezuela jatuh terperosok sejak 2017 awal dan mengalami inflasi. (Medcom/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved