Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MASKAPAI terbaru asal Vietnam, Bamboo Airways, resmi menjelajahi sektor kedirgantaraan Asia Tenggara. Sebagai pemain baru, Bamboo Airways sudah dihadapkan ketatnya persaingan para pemain lama.
Lalu lintas udara di wilayah Asia Tenggara meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Selain besarnya permintaan, tawaran tiket murah juga melambungkan aktivitas penerbangan.
Bamboo Airways berharap dapat memasuki pasar yang padat dengan menawarkan rute tujuan yang belum banyak dilayani maskapai kelas kakap seperti Vietnam Airlines dan maskapai berbujet yakni Vietjet.
"Maskapai kami akan menjadi maskapai penerbangan bintang lima, yang melayani penumpang domestik dan internasional," ujar pemilik Bamboo Airways, Trinh Van Quyet, setelah penerbangan perdana maskapainya mendarat di Bandara Noi Bai.
Meski lahir dari keluarga miskin di wilayah utara Vinh Phuc, Quyet memiliki nama besar di Vietnam. Dia berhasil membangun kerajaan bisnis properti, FLC Group. Mulai dari proyek pembangunan hotel mewah, lapangan golf, hingga kondominium yang tersebar di penjuru negeri. FLC Group merupakan perusahaan induk Bamboo Airways.
Baca juga: WNI yang Disandera di Filipina Selatan Dibebaskan
Dalam sebuah wawancara dengan AFP, taipan properti itu berharap dapat menjajakan paket perjalanan terintegrasi ke resort-nya dengan harga terjangkau. Akan tetapi, kalangan analis mengingatkan mayoritas wisatawan enggan memilih penawaran paket. Kecenderungannya ialah menyesuaikan rute perjalanan secara daring.
Bamboo Airways akan mengoperasikan 8 rute penerbangan domestik setiap hari. Sementara untuk rute penerbangan internasional dari Hanoi rencananya mencakup Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Eropa. Sektor penerbangan Vietnam terus meningkat signifikan, dengan jumlah penumpang mencapai 62 juta per 2018 dari sebelumnya 25 juta pada 2012.
Maskapai penerbangan regional dan domestik berusaha keras untuk mengikuti pertumbuhan. Langkah serupa juga diupayakan otoritas bandara Vietnam, agar dapat mengakomodasi peningkatan jumlah penerbangan dan penumpang.
Bulan lalu, maskapai bertarif murah asal Malaysia, AirAsia, menandatangani perjanjian dengan sebuah perusahaan perjalanan Vietnam. Kedua korporasi sepakat meluncurkan maskapai berbiaya rendah di Vietnam, meskipun jadwal untuk lepas landas tak kunjung diberikan. (AFP/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved