Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Fokus

Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.

Antara Kasino Legal dan Kecanduan Judi

Denny Parsaulian Sinaga
21/6/2018 11:17
Antara Kasino Legal dan Kecanduan Judi
Siswa berlatih permainan roulette di Japan Casino School di Tokyo, Jepang(AFP/ NOAH SEELAM)

DI sebuah sekolah kasino di Tokyo, bandar yang sedang dalam pelatihan bernama Takuto Saito duduk di belakang meja hijau. Saito meraih roda roulette dan berbicara kepada sekelompok pemain imajiner.

“Putar. Pasang taruhan Anda,” kata pemuda berusia 24 tahun itu.

Saito belum pernah menginjakkan kakinya di kasino. Namun, dia yakin, undang-undang baru yang memperbolehkan membuka sektor judi akan menciptakan banyak pekerjaan di Jepang.

Pemilik sekolah Masayoshi Oiwane mengatakan minat mengikuti sekolah kasino sedang meroket. Di sekolah ini calon bandar belajar untuk mengawal permainan baccarat, memutar roda roulette, dan mengawasi taruhan pada meja baize hijau.

“Pendaftar kami meningkat dua kali lipat dari tahun lalu,” katanya.

Jepang merupakan satu-satunya negara maju yang melarang kasino, tetapi meloloskan undang-undang pada 2016 yang membuka jalan untuk menjadikan industri itu legal.

Majelis rendah parlemen, Selasa (19/6) meloloskan RUU yang memungkinkan pembangunan tiga fasilitas resor terpadu (integrated resort/IR) yang menggabungkan kasino, pusat konvensi, hotel, restoran, dan tempat hiburan.

Para ekonom memperkirakan industri kasino dapat mendatangkan pemasukan 2-3,7 triliun yen (US$18 miliar hingga US$34 miliar) per tahun. Pemerintah menetapkan untuk mendapatkan gabungan 30% pajak pada pendapatan gim saja.

Toru Mihara, ahli di sektor kasino di Osaka University of Commerce, mengatakan hanya satu resor terpadu yang dapat menciptakan puluhan ribu pekerjaan.

Namun, Jepang memiliki masalah judi yang signifikan. Survei pemerintah 2017 menunjukkan 3,2 juta orang kecanduan judi.

Banyak yang tertarik pada pinball, seperti pachinko atau pada mesin slot pachislo, yang setiap tahun menghasilkan 21,6 triliun yen.

Noriko Tanaka, yang mengepalai kelompok yang bekerja dengan para pecandu judi, mengatakan undang-undang kasino hanya akan memperburuk keadaan.

“Undang-undang itu memudahkan para pejudi untuk mengambil jalur kredit untuk bermain di kasino dan tidak memiliki komitmen keuangan konkret untuk mengatasi kecanduan,” katanya kepada AFP.

Untuk mencegah kecanduan berjudi, anggota parlemen telah sepakat untuk mengenakan biaya masuk 6.000 yen (US$55) pada penduduk setempat dan membatasi kunjungan mereka hingga 10 kali sebulan.

Namun, Tanaka mengatakan ini tidak cukup. “Jika mempromosikan kasino, Anda juga harus menghadapi masalah kecanduan judi. Jepang harus benar-benar mengubah tindakannya terhadap kecanduan judi,” katanya. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya