Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Taliban Diam-diam Negosiasi dengan Pejabat Afghanistan

Irene Harty
31/5/2018 15:20
Taliban Diam-diam Negosiasi dengan Pejabat Afghanistan
(Ist)

PARA pejabat senior Taliban diam-diam bernegosiasi dengan para pejabat Afghanistan mengenai kemungkinan gencatan senjata, menurut Pentagon pada Rabu (30/5).

"Banyak kegiatan diplomatik dan dialog yang terjadi di luar panggung, dan itu terjadi di berbagai tingkat," kata Jenderal John Nicholson.

Dia tidak akan mengidentifikasi tokoh-tokoh yang terlibat dalam negosiasi, tapi mengatakan mereka termasuk pejabat Taliban tingkat menengah dan senior.

"Saya harus menunjukkan mereka bertemu secara rahasia. Ini adalah cara mereka mampu memajukan pembicaraan," lanjutnya dengan menekankan keberhasilan bergantung kerahasiaan.

Sebelumnya pada hari yang sama, militan meluncurkan senjata dan serangan bom di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan di Kabul.

Taliban juga mengaku bertanggung jawab atas serangan subuh di kantor polisi di ibukota provinsi Logar, sekitar 70 km tenggara Kabul.

Enam polisi tewas dan delapan warga sipil terluka, menurut juru bicara kepolisian provinsi Shapoor Ahmadzai.

Namun Nicholson dan jajarannya menekan Taliban, mengatakan kemajuan dan kemunduran dapat terjadi bersamaan serta menyamakan situasi di Afghanistan dengan Kolombia saat FARC muncul.

Dalam pernyataan, komando AS di Afghanistan mengaku telah menewaskan para pemimpin Taliban hingga lebih dari 50 orang.

Mereka yang tewas termasuk pemimpin nomor dua Taliban di Helmand, Abdul Manan, dan beberapa gubernur distrik dan pemimpin lokal di provinsi Kandahar, Kunduz, Herat, Farah, Uruzgan, dan Helmand.

Setelah mengusir pejuang di Farah, pasukan Afghanistan dan AS terus mengejar dan di bawah pengawasan marinir, para pejuang Taliban kembali ke benteng Helmand, pusat budidaya bunga poppy.

Pada 24 Mei, mereka terlihat di sebuah pusat komando Taliban yang dikenal di Musa Qala.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani pada akhir Februari mengusulkan pembicaraan damai dengan Taliban, menawarkan pembentukan mereka sebagai partai politik jika menerima gencatan senjata dan mengakui konstitusi 2004 negara itu.

Taliban belum secara resmi menanggapi, tetapi serangan mematikan telah merebak sejak itu, khususnya di Kabul, yang telah menjadi tempat paling berbahaya bagi warga sipil. (AFP/Ire/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya