Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Rusia Dituding Dalang Peretas

Irene Harty
18/4/2018 09:23
Rusia Dituding Dalang Peretas
Pejabat keamanan siber Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Jeanette Manfra(AFP/SAUL LOEB)

AMERIKA Serikat (AS) dan Inggris menuduh Rusia melancarkan serangan siber pada router komputer, firewall, dan peralatan jaring­an lain. Serangan dilakukan pada jaringan yang biasa digunakan oleh lembaga pemerintah, bisnis, dan operator infrastruktur penting di seluruh dunia.

Washington dan London mengeluarkan peringatan bersama yang mengatakan bahwa serangan oleh peretas yang didukung pemerintah Rusia dimaksudkan untuk memata-matai, mencuri kekayaan intelektual, dan berbagai kegiatan jahat lainnya. Ini dapat ­ditingkatkan untuk meluncurkan serangan ­ofensif.

Pejabat AS dan Inggris mengatakan serangan terbaru ini ­memengaruhi berbagai organisasi, termasuk penyedia layanan internet, bisnis swasta, dan penyedia infrastruktur penting. Namun, kedua pejabat tersebut tidak meng­identifikasi korban atau memberikan perincian tentang dampak serangan.

“Ini adalah contoh lain dari pengabaian Rusia terhadap norma-norma internasional dan tatanan global. Kali ini melalui kampanye spionase dan agresi dunia maya, yang mencoba untuk mengganggu pemerintah dan mengacaukan bisnis,” kata seorang juru bicara pemerintah Inggris di London.

Menurut kedua negara tersebut, peringatan ini dikeluarkan untuk membantu pihak yang ditargetkan agar melindungi diri. Itu juga untuk membujuk korban agar berbagi informasi dengan penyelidik pemerintah sehingga mereka dapat lebih memahami ancaman tersebut.

“Kami tidak memiliki wawasan penuh ke dalam ruang lingkup kompromi,” kata pejabat keamanan siber Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Jeanette Manfra.

Pejabat AS memastikan peringatan itu tidak terkait dengan dugaan serangan senjata kimia di sebuah kota di Suriah yang mendo­rong serangan militer pimpinan AS.

Selain AS dan Inggris, Jerman juga menuding Rusia sebagai pihak yang bertanggung jawab setelah terjadi serangan siber ke sistem ­pemerintah Jerman pada akhir Februari 2018.Keterlibatan Rusia diungkapkan sendiri oleh Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

“Kami sempat mendapat serang­an di Kementerian Luar Negeri, serangan itu kami asumsikan berasal dari Rusia,” ucap Maas, seperti dilansir Reuters, Senin (16/4).

Moskow membantah
Kremlin tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar terkait dengan tuduhan terbaru itu. Namun, Kedutaan Rusia di London mengeluarkan pernyataan yang mengatakan tuduhan Inggris bersifat provokatif dan tidak berdasar.

Moskow juga membantah tuduh­an sebelumnya yang mengatakan negaranya melakukan serangan dunia maya di AS dan negara-negara lain. AS, Inggris, dan negara-negara lain pada Februari menuduh Rusia melepaskan virus NotPetya. Virus itu pada 2017 melumpuhkan sebagian infrastruktur Ukraina dan merusak komputer di seluruh dunia. Akibatnya, perusahaan mengalami kerugian miliaran dolar.

Agen-agen intelijen AS tahun lalu juga menuduh Rusia ikut campur dalam pemilu AS pada 2016. Rusia diduga melakukan peretasan dan propaganda yang mendukung kampanye Donald Trump untuk presiden. Bulan lalu, pemerintah Trump menyalahkan Rusia karena serangan siber yang menargetkan jaringan listrik AS.

Hubungan antara Rusia dan Inggris berada di ujung tanduk setelah Perdana Menteri Theresa May menyalahkan Moskow atas kasus keracunan mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Kota Salisbury, seperti dilansir laman Reuters. (Reuters/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya