Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEPALA Facebook, Mark Zuckerberg, berjanji untuk meningkatkan perbaikan masalah di raksasa media sosial itu setelah pembajakan data pribadi dari jutaan penggunanya.
"Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi data Anda, dan jika kami tidak bisa maka kami tidak pantas untuk melayani Anda," kata Zuckerberg merujuk pada pengambilan data pengguna Facebook oleh perusahaan Inggris terkait dengan kampanye Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada 2016.
Pada halaman Facebook-nya, Zuckerberg mengumumkan langkah-langkah baru untuk mengendalikan kebocoran data ke pengembang luar dan aplikasi pihak ketiga, sementara memberi pengguna lebih banyak kontrol atas informasi mereka melalui bilah alat khusus.
Zuckerberg mengatakan langkah-langkah telah diberlakukan sejak 2014 untuk mencegah hal itu tapi dia mengakui kesalahan masih terjadi.
"Tapi kami juga membuat kesalahan, masih ada lagi yang harus dilakukan, dan kami harus meningkatkan dan melakukannya," katanya.
Skandal merebak saat konsultan data Inggris, Cambridge Analytica (CA) telah membuat profil psikologis pada 50 juta pengguna Facebook melalui aplikasi prediksi kepribadian, yang dibuat oleh peneliti bernama Aleksandr Kogan.
Aplikasi ini diunduh oleh 270.000 orang hingga dapat mengumpulkan data teman-teman tanpa persetujuan.
Facebook mengakui itu diungkapkan minggu lalu bahwa CA mungkin tidak menghapus data yang disertifikasi.
"Ini bukan hanya pelanggaran kepercayaan antara Kogan, Cambridge Analytica dan Facebook melainkan juga merupakan pelanggaran kepercayaan antara Facebook dan orang-orang yang berbagi data mereka dengan kami dan mengharapkan kami untuk melindunginya. Kita harus memperbaikinya," tulis Zuckerberg.
"Kami tahu bahwa ini adalah pelanggaran besar terhadap kepercayaan orang, dan saya sangat menyesal bahwa kami tidak cukup untuk mengatasinya," kata Kepala Operasional Facebook Sheryl Sandberg.
Sebelumnya, gerakan untuk keluar dari jejaring sosial Facebook sempat mencuat hingga menimbulkan gangguan yang mahal bagi perusahaan.
Salah satu dari mereka yang berhenti adalah co-founder dari layanan pesan WhatsApp yang diperoleh oleh Facebook pada 2014.
"Sudah waktunya. #deletefacebook," kata Brian Acton lewat akun Twitter-nya. (AFP/X-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved