Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

The Fed Tingkatkan Suku Bunga Jadi 1,75%

Irene Harty
22/3/2018 10:27
The Fed Tingkatkan Suku Bunga Jadi 1,75%
(AFP/ALEX WONG)

BANK sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), menaikkan suku bunga pinjaman utama untuk pertama kalinya tahun ini ke level tertingginya dalam satu dekade pada Rabu (21/3).

Ketua The Fed baru, Jerome Powell memimpin pertemuan pertamanya yang menaikkan tingkat dana federal menjadi 1,5-1,75%.

Langkah itu akan mempengaruhi semua jenis pinjaman, dari rumah ke mobil hingga utang mahasiswa tapi dipandang lebih kuat untuk pertumbuhan ekonomi AS.

Dalam konferensi pers pertamanya, Powell menunjuk pada faktor-faktor yang telah meningkatkan prospek ekonomi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kebijakan fiskal yang lebih bersifat stimulasi, di tengah pemotongan pajak besar-besaran yang disahkan Kongres pada Desember.

"Sangat penting bahwa kami melakukan sesuatu, melakukan apa yang kami bisa sebagai negara untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan potensial kami," katanya.

Selain itu, dia mengatakan keuntungan pekerjaan yang sedang berlangsung adalah meningkatkan pendapatan dan kepercayaan diri serta pertumbuhan asing dalam perusahaan.

Hal itu ditengarai menjadi penyebab jalur yang sedikit lebih agresif untuk kenaikan suku bunga tahun depan.

Kendati demikian, Powell mengungkapkan dengan kenaikan suku bunga, ekonomi AS lebih sehat daripada sebelum krisis keuangan dalam 10 tahun serta mengakui adanya risiko yang lebih menonjol saat ini yakni prospek perang perdagangan global.

Baru-baru ini, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan penurunan tarif pada aluminium dan baja serta menindak keras barang-barang Tiongkok minggu ini yang belum terlihat dampaknya, friksi perdagangan meningkat atau tidak, begitu juga inflasi.

Dalam perkiraan kuartal, pejabat the Fed memproyeksikan suku bunga acuan akhir tahun ini akan berada di 2,1% atau dua kali kenaikan yang tidak berubah dari perkiraan Desember.

Namun diperkirakan akan naik menjadi 2,9% pada penutupan 2019 atau tiga kali kenaikan yang berarti satu tingkat kenaikan tanpa antisipasi kenaikan inflasi lebih cepat.

Level inflasi yang ditetapkan The Fed diprediksi hampir tidak bergerak di 2% pada 2019.

Bahkan, Powell mengatakan tidak ada data pihaknya berada di titik puncak percepatan inflasi.

The Fed biasanya sangat waspada terhadap setiap kenaikan upah dari tingkat pengangguran yang sangat rendah tapi mereka mengaku itu bukan sesuatu yang diamati saat ini.

Di sisi lain, kisaran tingkat dana federal itu membuat suara pejabat terbagi dua dengan delapan memperkirakan tidak lebih dari tiga kenaikan suku bunga tahun ini dan tujuh memproyeksikan empat kenaikan atau lebih.

Hanya delapan dari 15 peserta memilih kebijakan dalam pertemuan tersebut.

Para bankir sentral melihat pertumbuhan meningkat tahun ini dan tahun depan, dengan GDP naik 2,7% pada 2018 dan 2,4% pada 2019.

Selain itu, tingkat pengangguran yang sebelumnya secara historis rendah terlihat jatuh lebih jauh, berakhir tahun depan pada 3,6%.

Bankir-bankir sentral mengaku bingung dengan tidak adanya inflasi tahun lalu meskipun pemulihan ekonomi dan pasar kerja yang kuat, namun The Fed mengulangi pandangan bahwa inflasi 12 bulan diperkirakan akan naik jangka menengah yakni 2%. (AFP/X-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya