Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Masyarakat Internasional Didesak Tekan Koalisi Saudi Setop Konflik Yaman

Haufan Hasyim Salengke
11/3/2018 11:26
Masyarakat Internasional Didesak Tekan Koalisi Saudi Setop Konflik Yaman
(AFP/DANIEL LEAL-OLIVAS)

MASYARAKAT internasional, termasuk Inggris, harus memberikan tekanan pada koalisi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman untuk menyudahi pertumpahan darah lebih lanjut. Hal itu ditekankan oleh politikus Yaman pada sebuah konferensi di London, Inggris, Sabtu kemarin.

Abdulrahman al-Hamdi berbicara kepada delegasi sehari setelah Mohammad bin Salman, putra mahkota Kerajaan Saudi berusia 32 tahun yang dituduh oleh para aktivis sebagai 'arsitek' konflik Yaman, meninggalkan Inggris untuk merampungkan kunjungan luar negeri pertamanya setelah menduduki posisi terkuat setelah raja.

Ia meninggalkan London dengan meraih kesepakatan lebih lanjut dengan Inggris. Downing Street mengumumkan berencana untuk menjual 48 jet Eurofighter Typhoon ke Riyadh.

"Sejarah berulang dengan sendirinya. Ada sejarah mencatat intervensi Saudi di Yaman, dari revolusi 1962 sampai perang saudara Yaman pada 1994," kata Al-Hamdi pada acara tersebut, yang diselenggarakan oleh Cordoba Foundation dan berjudul Yemen: War, Politics, and Human Tragedi.

"Yaman sedang dihancurkan, sebuah negara yang sedang sekarat," kata Al-Hamdi. Ia menolak klaim Saudi bahwa pihak mereka melakukan intervensi untuk mendukung pemerintah Yaman yang sah.

"Kenyataannya, semua pihak dalam konflik ini termotivasi oleh kekuasaan," ujarnya. "Arab Saudi menghancurkan semua infrastruktur di Yaman, terutama infrastruktur militer.

Perusahaan senjata Inggris mendapat keuntungan dari perang di Yaman, dilaporkan menghasilkan lebih dari US$ 8,3 miliar dalam perdagangan dengan Saudi sejak Riyadh terlibat dalam konflik tersebut pada 2015.

Pada Kamis (8/3), Downing Street mengonfirmasikan kesepakatan baru yang ditandatangani dengan Saudi, yang mencapai lebih dari US$ 90 miliar.

Pada konferensi London, politisi, akademisi, dan juru kampanye bergabung dengan politisi oposisi Inggris mengecam Perdana Menteri Theresa May karena menggelar karpet merah untuk Pangeran Saudi, dan karena gagal mengkritik catatan buruk Riyadh di Yaman.

"Ini dirancang untuk mengekang pertumbuhan demokrasi di kawasan ini," kata Bill Law, seorang wartawan yang telah melaporkan dari Timur Tengah untuk BBC. (Al Jazeera/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya