Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SATU pesawat angkut Rusia jatuh di Suriah menewaskan 39 orang di dalamnya. Kementerian Pertahanan di Moskow mengatakan pesawat tersebut dilaporkan tidak ditembak jatuh.
Pesawat Antonov-26 jatuh di pangkalan udara Rusia Khmeimim di Provinsi Latakia, Selasa (6/3) waktu setempat, media Rusia mengutip kementerian tersebut seperti dilansir Al Jazeera.
Informasi awal menunjukkan kecelakaan mungkin disebabkan oleh kesalahan teknis. Pesawat tersebut menabrak tanah sekitar 500 meter dari landasan pacu, kata Kementerian Pertahanan.
Tiga puluh tiga penumpang dan enam awak kapal berada dalam pesawat saat jatuh sekitar pukul 15:00 waktu Moskow. Semua orang yang berada di pesawat adalah personil militer Rusia.
Pangkalan udara Khmeimim adalah situs utama untuk kampanye militer Rusia di Suriah. Pesawat tersebut kabarnya tidak jatuh karena ditembak.
"Tidak ada yang selamat," kata pernyataan Kementerian Pertahanan di Moskow. "Menurut laporan dari tempat kejadian, tidak ada tembakan yang menyasar ke pesawat."
Komite Investigasi Rusia mengatakan pada Selasa pihak mereka memberlakukan kasus pidana dalam kecelakaan tersebut. Penyidik akan melihat dugaan peraturan keselamatan penerbangan telah dilanggar.
Itu adalah pesawat militer kedua Rusia yang mengalami kecelakaan di Suriah tahun ini, setelah sebuah jet tempur Su-25 dihantam rudal pertahanan udara portabel di Provinsi Idlib, utara Suriah, bulan lalu. Sang pilot tewas dalam insiden itu.
Angkatan udara Rusia telah memainkan peran penting dalam perang tujuh tahun setelah mulai beroperasi pada September 2015 untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Armada udara Rusia mengubah arus dalam perang yang berbalik menguntungkan Al-Assad.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan 'bagian penting' kontingen militer Moskow di Khmeimim untuk mulai ditarik pada Desember, dan menyatakan pekerjaan mereka sebagian besar terselesaikan. Tapi korban terus meningkat.
Kantor berita Rusia mengutip Kementerian Pertahanan mengatakan insiden terbaru secara mengejutkan meningkatkan jumlah korban tewas dalam operasi Kremlin di Suriah.
Jajak pendapat mengindikasikan sebagian besar warga Rusia mendukung intervensi Suriah. Namun Dmitry Gudkov, mantan anggota parlemen dan anggota oposisi anti-Putin, mengatakan Kremlin memiliki pertanyaan untuk dijawab mengenai kampanye tersebut.
"Bagaimana upaya penarikan pasukan berlangsung saat ini? Atas kepentingan apa orang-orang (pasukan) itu harus sekarat? Kapan perang tak berujung ini berakhir? "Kata Gudkov di media sosial. (Al Jazeera/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved