Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Bendung Politik Trump, Perempuan AS Berlomba Masuk Parlemen

Anastasia Arvirianty
27/2/2018 17:55
Bendung Politik Trump, Perempuan AS Berlomba Masuk Parlemen
(AFP PHOTO / KENA BETANCUR)

BERLATARBELAKANG sebagai pilot Angkatan Laut yang sudah pensiun, milennial pengembang web, hingga novelis roman pemenang penghargaan kini berlomba-lomba mencalonkan diri untuk jabatan sebagai wakil raktay. Uniknya, seluruhnya mereka perempuan, dengan jumlah yang bisa dibilang sebagai rekor.

Pencalonan para perempuan tersebut didorong oleh keinginan dalam keterwakilan politik dan kemarahan melawan Presiden Donald Trump untuk memperbaiki ketidaksetaraan kronis dalam representasi politik.

Perempuan yang saat ini menjabat hanya 20% dari seluruh keanggotaan di Kongres, akan menjadi kekuatan pendorong dalam pemilihan jangka menengah pada November mendatang. Alasannya kini Partai Demokrat bertekad untuk membalikkan mayoritas keanggotaan Partai Republik di Kongres dan melakukan serangan balik kepada seorang presiden yang mereka benci.

Di masa lalu, hanya perempuan yang biasanya berusia pertengahan 40-an yang tertarik untuk masuk dalam kandidat politik. Tapi, saat ini, usia rata-rata yang tertarik adalah awal 30-an.

Selain itu, hampir 80 perempuan di AS diperkirakan mencalonkan diri sebagai gubernur tahun ini, memecahkan rekor sebelumnya, yang berjumlah 34 di tahun 1994. Saat ini hanya enam dari 50 gubernur di AS dijabat oleh perempuan.

"Saya telah aktif selama 30 tahun, saya belum pernah melihat jumlah perempuan yang mencalonkan diri sebagai anggota Kongres sebanyak ini," kata Patti Russo, Direktur Eksekutif Women's Campaign School di Yale University, yang telah melatih banyak perempuan untuk mencalonkan diri selama seperempat abad. "Ini menggembirakan."

Pusat Perempuan dan Politik Amerika di Rutgers University mengatakan kini ada dua kali lebih banyak perempuan berada di jalur yang sesuai untuk Kongres pada 2018 dibandingkan 2016. Rinciannya sebanyak 437 orang untuk Dewan Perwakilan Rakyat dan 51 orang untuk Senat. Kebanyakan dari mereka adalah berlabuh di Partai Demokrat.

"Mereka marah bahwa seorang pria dengan nol pengalaman politik yang membual tentang meraba-raba perempuan bisa memenangkan jabatan tertinggi di negeri ini. Mereka marah karena Hillary Clinton, yang sering dianggap kandidat paling berkualitas dalam sejarah, bisa kalah."

Perempuan, khususnya Demokrat, mengatakan hak-hak perempuan diserang, dimobilisasi dengan upaya untuk mencabut Undang-Undang Perawatan yang Terjangkau, diputuskan oleh kebijakan Trump mengenai segala hal mulai dari kontrol senjata hingga lingkungan untuk melepaskan stereotip pemalu, pensiunan dan terus melangkah.

Emily's List, yang bekerja untuk memilih perempuan Demokrat yang mendukung hak aborsi, mengatakan lebih dari 30.000 wanita telah menghubungi mereka mengenai ketertarikan mereka untuk mencalonkan diri sejak terpilihnya Trump. Mereka telah mempekerjakan staf baru dan merobohkan dinding di kantor mereka untuk memberi ruang.

Lindsay Brown, seorang pengembang web berusia 29 tahun, mungkin akan cenderung menjadi seorang Republik, namun sebaliknya banyak memposisikan diri sebagai kontestan, ikut serta sebagai feminis dan progresif. Dia tengah mengincar posisi anggota Kongres petahana Leonard Lance di distrik New Jersey-nya.

"Ibuku baru saja kaget," kata Brown. "Tapi dia sangat gembira dan sangat bangga."

Setahun yang lalu, hanya dengan segelintir relawan yang belum dibayar, tidak ada manajer kampanye dan sumbangan US$ 3.300, dia perlu mengumpulkan 200 tanda tangan untuk mengajukan pencalonannya pada jabatan utama Republik pada April. Sejauh ini, dia baru mengumpulkan 20 tanda tangan.

Sebagai perbandingan, kandidat Demokrat dan mantan pilot Angkatan Laut Mikie Sherrill dari sebuah distrik New Jersey di dekatnya telah mengumpulkan US$ 42.000 hanya dalam bulan ini saja.

Pragmatis tentang peluangnya, dan hanya delapan tahun kuliah di luar negeri, Brown tak patah semangat. Jika dia berhasil melakukan hal yang tidak mungkin, dia akan menjadi orang termuda yang pernah terpilih menjadi anggota Kongres. Jika tidak, dia akan tetap mencoba mencalonkan kembali lain kali. (AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya