Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
DUA dekade lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton menyatakan bahwa dia tidak berhubungan seksual dengan Monica Lewinsky.
Namun, kenyataannya, dia melakukannya. Clinton pun dimakzulkan karena berbohong tentang skandalnya dengan perempuan itu.
Kini, seorang presiden AS lainnya dituduh melakukan ketidakpantasan. Donald Trump dituding menyuap seorang bintang film porno, satu bulan sebelum pemilu pada November 2016, untuk memastikan aktris itu bungkam tentang perselingkuhan mereka.
Tuduhan semacam itu akan menjadi ciuman kematian bagi kebanyakan karier politik.
Namun, Trump bukan politikus normal dan dalam pemerintahannya yang kacau.
Hal itu bahkan bukan cerita terbesar minggu ini.
Hal itu diungkapkan Aaron Blake dalam sebuah kolom di The Washington Post.
Analis politik AS kesulitan untuk menjelaskan mengapa ketika menyangkut Trump, terungkapnya skandal semacam itu hampir tidak memunculkan kecaman kolektif.
Clinton, tentu saja, merupakan presiden pada saat itu dan beberapa aksi tidak pantasnya dengan Lewinsky, pegawai magang berusia 22 tahun itu, dilakukan di Oval Office yang dikuduskan.
Adapun Trump merupakan warga negara biasa saat disebut menjalin hubungan seksual pada 2006 dengan aktris film porno, Stormy Daniels.
Padahal, kala itu, ia telah menikah dan istrinya, Melania yang baru saja melahirkan anak mereka, kurang dari empat bulan sebelumnya.
Tobe Berkovitz, profesor periklanan di Boston University, mengatakan, Trump menampilkan kemampuan luar biasa untuk menghindar dari skandal masa lalu.
"Trump ialah sebuah anomali," kata Berkovitz, yang juga merupakan konsultan politik.
"Lihatlah serangkaian politisi, selebriti, dan wartawan yang baru saja dipermalukan karena perilaku mereka yang mungkin tidak semengerikan atau seburuk Trump," imbuhnya.
The Wall Street Journal, pekan lalu, melaporkan bahwa Trump telah membayar Daniels US$130.000 (sekitar Rp1,7 miliar) untuk menutup mulut atas skandal mereka.
Kendati demikian, Trump, melalui pengacara pribadinya dan Daniels, 38, yang bernama asli Stephanie Clifford, sama-sama membantah ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.
Namun, majalah In Touch menerbitkan sebuah wawancara dengan Daniels yang dilakukan pada 2011, minggu lalu.
Dalam wawancara itu, Daniels menjelaskan dengan panjang lebar dan secara rinci mengenai hubungannya dengan Trump, dan aktivitas seksual yang mereka lakukan.
Wawancara In Touch yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya itu dilakukan sebelum Daniels mendatangani perjanjian tutup mulut pada Oktober 2016.
G Terry Madonna, Direktur Pusat Urusan Politik dan Publik di Franklin dan Marshall College, mengatakan dia sedikit terkejut dengan kurangnya minat terhadap tuduhan Daniels, terutama saat ini merupakan momen kampanye "Me Too" yang mengangkat masalah pelecehan seksual. (AFP/ Anastasia Arvirianty/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved