Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PENTAGON akan mengungkap kebijakan nuklir Presiden Donald Trump pekan depan, dan para kritikus sudah memperingatkan hal itu dapat memicu perlombaan senjata lain dan meningkatkan risiko salah perhitungan yang dapat memicu konflik atom.
Versi Nuclear Posture Review yang bocor menunjukkan Pentagon menuntut pengembangan tipe baru bom nuklir berdaya rendah (low-yield) yang dirancang untuk digunakan di medan perang.
Bom nuklir berdaya rendah merupakan senjata nuklir dengan tingkat ledakan 20 kiloton atau kurang.
Senjata yang disebut nuklir taktis itu memiliki kekuatan peledak yang terbatas, namun masih terhitung sangat kuat jika dibandingkan dengan senjata konvensional.
Draf kebijakan nuklir Pentagon, yang secara tipikal menyebut bom 'suplemen' dengan daya rendah, menyatakan dengan meningkatkan senjata semacam itu akan membantu dalam mematahkan serangan Rusia dan negara-negara lain.
"Suplemen ini akan meningkatkan pencegahan, dapat memberi keuntungan yang bermanfaat bagi AS dan sekutu-sekutunya," kata kebijakan tersebut, yang diperoleh Huffington Post.
Perubahan kebijakan ini sangat bertolak belakang dengan kebijakan pemerintahan Presiden Barack Obama.
Dalam pidatonya di Praha, Republik Ceko, pada 2009, Obama menyerukan penghapusan senjata nuklir.
Kemudian pada 2010, Obama dan presiden Rusia saat itu, Dmitry Medvedev, menekan sebuah traktat yang dinamakan New START.
Traktat itu menyerukan pengurangan besar-besaran senjata nuklir kedua negara pemilik nuklir itu.
Kesepakatan itu akan berakhir pada 2021, ketika Trump kemungkinan menjabat untuk periode kedua.
Perlombaan senjata
Dua anggota Partai Demokrat di Komisi Layanan Senjata (HASC) DPR AS mengatakan strategi senjata nuklir Trump yang baru dirancang akan memperbesar potensi perlombaan senjata internasional dan meningkatkan risiko perang nuklir yang dahsyat.
Anggota terkemuka HASC, Adam Smith, mengatakan, Rabu (24/1), strategi tersebut akan membebani anggaran yang tidak masuk akal untuk memodernisasi persenjataan nuklir Paman Sam.
"Sebuah postur nuklir yang menerapkan pandangan Presiden bahwa tombol nuklirnya 'lebih besar dan lebih kuat' informasinya terbatas dan tidak dalam pertimbangan yang baik," kata Smith.
"Bagaimana Presiden Trump berencana membayar program ini, tetap menjadi misteri," ia menambahkan.
Komentar Smith merujuk pada sebuah drama Trump di Twitter baru-baru ini ketika Trump terlibat perang kata-kata dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Nuclear Posture Review Pentagon dijadwalkan akan dirilis pekan depan.
Namun, sebuah rancangan yang bocor meminta investasi pada senjata nuklir taktis daya rendah, dan anggota parlemen menerima briefing rahasia, Selasa (23/1).
"Rekomendasi pemerintah tidak akan meningkatkan keamanan kita - tapi malah akan menyemai perlombaan senjata nuklir, mengurangi stabilitas strategis karena menurunkan ambang batas untuk penggunaan nuklir, dan meningkatkan risiko salah perhitungan yang dapat memicu perang nuklir," kata Smith.
Untuk menjelaskannya, satu kiloton sama dengan 1.000 ton TNT; bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II masing-masing sekitar 15 dan 20 kiloton, sehingga senjata yang digunakan pada masa itu dianggap low-yield sekarang.
AS sebenarnya sudah memiliki persenjataan nuklir besar, termasuk 150 B-61 yang disimpan di beberapa negara Eropa. Senjata itu dapat dikonfigurasi untuk opsi daya rendah.
Hans Kristensen, direktur proyek informasi nuklir di Federation of American Scientists, mengatakan strategi militer AS tidak memerlukan jenis senjata baru.
"Jika Anda benar-benar ingin menggunakan senjata dalam skenario low-yield yang terbatas, hal itu sudah ada. Anda tidak perlu memiliki yang lain," ujarnya.
Mengacu pada keadaan militer Rusia dan masalah keuangan negara tersebut, Moskow khawatir mereka akan segera kalah dalam konflik konvensional dengan Barat. (AFP/Defense News/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved