Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
Kebocoran tangki minyak dari sebuah kapal tanker Iran memaksa Tiongkok berpacu untuk menahan minyak tersebut agar tidak mencemari perairan timur 'Negeri Tirai Bambu' itu, mengingat risiko terbakarnya kapal tersebut dapat memicu bencana lingkungan.
Kapal Sanchi yang mengangkut 136 ribu ton minyak mentah itu berbenturan dengan kapal kargo pada Sabtu (6/1), yang mengakibatkan kebakaran di lokasi yang berjarak 160 mil laut dari sisi timur Shanghai.
Para analis mengungkapkan bahwa jika semua muatan dari tanker berbendera Panama berukuran 274 meter tersebut terlepas ke laut, itu akan menjadi tumpahan minyak terbesar dalam puluhan tahun terakhir. Efek terburuknya ialah akan menghabisi biota laut dalam jangkauan luas.
Kementerian transportasi mengatakan kemarin bahwa kapal tersebut masih terbakar dan merilis foto tanker Sanchi yang diselimuti asap dan api.
"Dengan kapal terbakar, minyak kondensat ini sebagian besar diperkirakan terbakar habis dan tidak masuk ke air," demikian pernyataan Greenpeace Asia Timur.
"Namun, jika kapal tenggelam sebelum minyak habis terbakar, prosedur pembersihan akan sangat sulit. Yang penting sekarang ialah mengetahui jumlah minyak yang telah terbakar, dan yang bocor ke laut," lanjut pernyataan itu.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok juga mengatakan pada Senin (8/1) malam bahwa kapal pembersih telah dikirimkan ke lokasi untuk mencegah terjadinya bencana sekunder.
Pihak berwenang kemarin memperluas pencarian 31 orang yamg hilang akibat terjadinya petaka itu dengan mengerahkan 13 kapal pencari dan penyelamat. Pencarian dilakukan di dalam rentang 900 mil persegi dari tanker yang terbakar itu.
Kondisi laut yang buruk seperti hujan deras, cuaca buruk, dan ombak tinggi menyebabkan pencarian yang dilakukan regu penyelamat terhambat.
"Tanker bisa meledak dan tenggelam dan gas beracun sangat berbahaya untuk menyelamatkan pekerja di lokasi," demikian peringatan pihak berwenang Tiongkok, kemarin.
Pihak berwenang juga mengingatkan regu penyelamat bahwa kapal bisa saja meledak dan mengeluarkan gas beracun.
Sebuah kapal yang membawa jas pelindung, masker, dan peralatan penguji gas telah dikirim menuju tempat kejadian pada Senin malam. Awalnya, Sanchi sedang dalam perjalanan ke Korea Selatan saat bertabrakan dengan CF Crystal, sebuah kapal kargo massal yang terdaftar di Hong Kong dengan muatan gandum.
Sebanyak 22 anak buah kapal Crystal China dapat diselamatkan. Namun, nasib sebagian besar dari 30 warga Iran dan dua warga Bangladesh yang merupakan ABK kapal Sanchi masih belum diketahui. Kementerian Transportasi Tiongkok mengatakan mayat yang ditemukan pada Senin dengan mengenakan pakaian pelindung merupakan salah satu ABK tanker Sanchi. (AFP/*/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved