Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KETEGANGAN di wilayah Rakhine semakin meningkat setelah pemerintah Myanmar mengeluarkan pernyataan resminya bahwa petugas kepolisian telah menemukan 45 jenazah di tiga kuburan massal yang merupakan warga Budha di Rakhine.
Pernyataan tersebut segera memicu ketegangan baru dan kekhawatiran, terutama warga muslim Rohingya yang masih bertahan di wilayah Rakhine. Pihak kepolisian Myanmar pun menuduh pelaku pembunuhan adalah kelompok Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA).
Tidak cukup di situ kepolisian Myanmar menyebut 45 korban tersebut merupakan bagian dari 100 warga Hindu yang dinyatakan hilang setelah ARSA melakukan penyerangan terhadap pos polisi.
Pernyataan otoritas Myanmar tersebut mendapat protes keras, dari Turki yang mengaku prihatin terhadap tragedi kemanusiaan yang dialami muslim Rohingya di Myanmar. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Senin (25/9) menuduh pasukan keamanan di Myanmar melakukan "teror Buddhis" terhadap minoritas Muslim Rohingya di negara tersebut.
Erdogan, yang telah berulang kali menyoroti nasib orang Rohingya, sekali lagi menuduh pemerintah Yangon melakukan "genosida" terhadap orang-orang di negara bagian Rakhine.
Dalam sebuah pidato di Istanbul, Erdogan menyesalkan kegagalan masyarakat internasional untuk memberlakukan sanksi terhadap pemerintah Myanmar. "Ada genosida yang sangat jelas di sana," kata Erdogan.
Erdogan, yang telah mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan pemimpin penting Myanmar, pemenang Nobel Perdamaian Aung Sang Suu Kyi, menambahkan: "Umat Buddha selalu diwakili sebagai utusan yang berniat baik."
"Saat ini, ada teror Buddha yang jelas di Myanmar ... Saya tidak tahu bagaimana Anda bisa mengatasinya dengan yoga, schmoga, ini adalah fakta di sini, dan semua manusia perlu mengetahui hal ini."
Untuk diketahui, lebih dari 430.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh dari sebuah kampanye militer yang menurut PBB kemungkinan besar adalah pembersihan etnis minoritas.
Erdogan juga mengecam masyarakat internasional yang dengan cepat mengecam adanya 'teror Islam' namun lamban berbuat yang sama terhadap teror yang dilakukan oleh kelompok Budha di Myanmar yang dengan jelas melakukan genosida terhadap muslim Rohingya.(AFP/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved