Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PRESIDEN Joko Widodo tadi pagi, melepas empat pesawat Hercules yang mengirimkan bantuan untuk pengungsi Rohingya yang berada di perbatasan Myanmar-Bangladesh. Bantuan ini bisa dikirimkan setelah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkomunikasi dengan pemerintah Bangladesh dan Myanmar.
"Di dalamnya (Hercules) ada beras bantuan makanan siap saji, ada family kits, tangga air, tenda, serta pakaian anak dan selimut yang sangat diperlukan," kata Jokowi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Pusat, Rabu (13/9). Kepala Negara menjelaskan, bantuan dikirim dengan pesawat karena dari pengalaman sebelumnya, pengiriman dengan kapal kontainer memakan waktu lama. Padahal, bantuan amat dibutuhkan pengungsi segera.
PBB mencatat saat ini ada sekitar 370.000 warga muslim Rohingya yang mengungsi ke perbatasan Myanmar-Bangladesh dalam kondisi yang serba kekurangan. Gelombang pengungsi hingga hari ini terus berdatangan. Warga Rohingya yang bermukim di Rakhine State, Myanmar itu mengalami tingdak kekerasan dan pembunuhan serta desa-desa mereka dibumihanguskan oleh rezim militer Myanmar. Bahkan badan lembaga HAM PBB menyebut tindakan pemerintah Myanmar tersebut sudah termasuk dalam tindakan pembersihan entis.
Lebih lanjut Presiden Jokowi mengatakan nantinya pesawat Hercules akan mendarat di Chittagong, Bangladesh. Bantuan lalu akan diantar dengan truk ke Cox's Bazar, perbatasan Bangladesh dan Myanmar, yang berjarak 170 km dari Chittagong dan membutuhkan waktu sekitar 6 jam.
Jokowi mengucapkan terima kasih kepada pihak yang memberikan bantuan. Yaitu, masyarakat, organisasi masyarakat, pengusaha, dan pemerintahan daerah. "Bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke perbatasan Bangladesh-Myanmar saya nyatakan diberangkatkan," ucap Jokowi.
Terpisah, upaya dari Komisariat TinggiPBB Urusan Pengungsi (UNHCR) untuk mengirim bantuan darurat buat pengungsi muslim Rohingya di Baghladesh dilakukan pada Selasa (12/9), dengan pesawatpertama mendarat di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka.
Juru Bicara UNHCR Adrian Edwards pesawat pengirim bantuan terbang pada Selasa dengan membawa 91 ton bantuan, termasuk tenda yang sangat diperlukan, jerigen, selimut, kantung tidur dan barang keperluan lain dari Dubai.
Pesawat bantuan kedua, yang disumbangkan untuk UNHCR oleh Uni Emirat Arab (UAE), dijadwalkan mendarat pada hari yang sama dengan membawa sebanyak 1.700 tenda keluarga. "Kedua pesawat bantuan darurat itu dimaksudkan untuk memenuhi keperluan
mendesak sebanyak 25.000 pengungsi. Pesawat lain sedang direncanakan, dan nantinya akan mengirim bantuan darurat buat sebanyak 120.000 pengungsi secara keseluruhan," kata Edwards.
Pengungsi Muslim Rohingya terus berdatangan di Kamp Kutupalong dan Nayapara, tempat UNHCR beroperasi. Dengan lebih dari 70.000 pengungsi sekarang di kedua kamp tersebut, penghuninya jadi lebih dari dua kali lipat sejak 25 Agustus.
"Kedua tempat sudah melampaui titik jenuh. Sebagian pengungsi yang telah tinggal di kamp ini sekarang menampung sampai 15 keluarga yang baru tiba di gubuk kecil mereka, tapi orang yang baru datang masih memenuhi jalan di bawah naungan lembaran plastik," kata Edwards.
Banyak pengungsi yang baru datang menetap di permukiman sementara atau bersama masyarakat lokal Bangladesh. Namun, badan pengungsi PBB tersebut menyatakan lokasi spontan semacam itu memerlukan perencanaan yang layak guna menjamin terpenuhinya standard dasar kesehatan, keamanan dan tempat berteduh.(Ant/OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved