Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Bencana Kemanusiaan Mengancam Kamp Rohingya

06/9/2017 09:05
Bencana Kemanusiaan Mengancam Kamp Rohingya
(AP/BERNAT ARMANGUE)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat sebanyak 123.600 pengungsi etnik Rohingya dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, masuk ke Bangladesh dalam 11 hari terakhir sejak kekerasan meletus pada 25 Agustus.

Kedatangan mereka menimbulkan kekhawatiran akan bencana kemanusiaan dengan terlalu padatnya kamp-kamp pengungsian di Bangladesh yang telah menampung sekitar 400 ribu pengungsi Rohingya sebelumnya.

Banyak pengungsi yang tidur tanpa atap dan sangat membutuhkan makanan serta air setelah berjalan berhari-hari menuju tempat pengungsian, demikian diungkapkan koordinator utama PBB di Bangladesh kemarin.

“Akibat kebanjiran pengungsi, sebuah krisis kemanusiaan besar sedang terjadi di sini,” kata juru kampanye hak asasi manusia (HAM) Bangladesh, Nur Khan Liton.

“Orang-orang tinggal di kamp pengungsian, di jalan, halaman sekolah, dan di bawah langit terbuka, mereka merambah hutan untuk menciptakan permukiman baru, ada krisis air dan makanan yang akut,” tambahnya.

Selain itu, para pengungsi yang terluka tidak dapat terlayani dengan baik lantaran hanya ada satu rumah sakit berjarak dua jam dari perbatasan, Cox’s Bazar Sadar Hospital.

Rumah sakit ini harus berjuang merawat puluhan pengungsi dengan kondisi patah tulang, luka tembak, dan beragam cerita kematian yang mengerikan.
“Orang-orang ini telah berjalan berhari-hari. Kemungkinan belum makan sejak mereka meninggalkan rumah. Banyak yang membutuhkan perawatan medis untuk penyakit pernapasan, infeksi, dan kekurangan gizi. Mereka kelelahan, dan trauma. Banyak bayi, bahkan yang baru lahir mengalami kondisi tersebut,” tutur juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Vivian Tan, Senin (4/9).

Di kota perbatasan Kutupalong, seorang perempuan lanjut usia mengalami pendarahan hebat di kaki kanannya dan luka serius di kaki kiri serta tangannya. Keluarganya mengatakan itu akibat ranjau darat. Dia dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan rickshaw.

Salah satu dokter di rumah sakit tersebut, Shaheen Abdur Rahman Choudhury, menuturkan pihaknya merawat 31 pria yang tiba dengan kondisi tertekan dan ketakutan serta mengalami patah tulang dan luka tembak di anggota kaki dan tangan mereka.

“Mereka menceritakan kisah serupa tentang tentara Myanmar membabi buta ke desa mereka di Myanmar Barat pada 26-27 Agustus dan membakar rumah-rumah mereka,” kata Choudhury.

Meski sangat terbebani, rumah sakit tersebut memperkirakan akan menerima lebih banyak lagi pengungsi yang terluka.

“Kami seperti melihat puncak gunung es,” tutur Choudhury. Di luar rumah sakit di Cox’s Bazar, tiga laki-laki Rohingya dan seorang remaja laki-laki yang telah dirawat dari luka tembak yang mereka alami menceritakan tentara Myanmar menembaki orang-orang dan membakar rumah-rumah mereka. (AFP/AP/Irene Harty/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya