Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Didatangi Ratusan Ribu Pengungsi Rohingya, Bencana Kemanusiaan Melanda Bangladesh

Irene Harty
05/9/2017 17:07
Didatangi Ratusan Ribu Pengungsi Rohingya, Bencana Kemanusiaan Melanda Bangladesh
(AFP PHOTO / K.M. ASAD)

TINDAK kekerasan dan pembantaian yang mengarah pada genosida yang dilakukan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya di Rakhine berdampak meluas. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat sebanyak 123.600 pengungsi etnis Rohingya dari negara bagian Rakhine, Myanmar masuk ke Bangladesh dalam sebelas hari terakhir sejak kekerasan terjadi pada 25 Agustus.

Kedatangan mereka menimbulkan kekhawatiran akan bencana kemanusiaan dengan terlalu padatnya kamp-kamp pengungsian di Bangladesh yang telah menampung sekitar 400.000 pengungsi Rohingya sebelumnya.

Banyak pengungsi yang tidur tanpa atap dan sangat membutuhkan makanan serta air setelah berjalan berhari-hari, menurut laporan koordinator utama PBB di Bangladesh pada Selasa (5/9).

"Akibat kebanjiran pengungsi, sebuah krisis kemanusiaan besar terjadi di sini," kata Juru Kampanye hak asasi manusia (HAM) Bangladesh, Nur Khan Liton.

"Orang-orang tinggal di kamp pengungsian, di jalan, halaman sekolah, dan di bawah langit terbuka, mereka membersihkan hutan untuk menciptakan permukiman baru, ada krisis air dan makanan yang akut," tambahnya.

Kerusuhan terakhir terjadi saat sekelompok militan Rohingya melakukan serangan balasan ke pos keamanan Myanmar sebagai respons atas kekerasan terbaru. Rohingya dipandang sebagai imigran gelap di Myanmar dan menderita selama puluhan tahun, menurut kelompok-kelompok HAM.

Kesaksian yang belum diverifikasi dari penduduk yang melarikan diri menyebut adanya dugaan pembunuhan massal dan desa yang dibakar oleh tentara, gerilyawan Budha, dan militan Rohingya.

Selain etnis Rohingya, setidaknya 11.000 umat Buddha dan Hindu Rakhine juga melarikan diri dari pembakaran dan serangan oleh militan ke kamp-kamp di Myanmar, seperti dikemukakan pemerintah baru-baru ini.

Pejabat perbatasan Bangladesh mengatakan mereka yang melarikan diri juga menghadapi risiko ranjau darat di perbatasan kedua negara.

Dua anak Rohingya terluka akibat ledakan ranjau darat saat mencoba melarikan diri dari kerusuhan di Myanmar, seperti dinyatakan Komandan Penjaga Perbatasan, Manzurul Hasan Khan.

"Mereka menginjak beberapa jenis bahan peledak pada pagi ini dan salah satu dari mereka kehilangan kakinya," kata Khan.

Insiden itu menyusul setelah seorang perempuan Rohingya mengalami luka bakar di daerah yang sama pada Senin (4/9) yang menimbulkan kekhawatiran peledak sengaja ditanam. Penyebab pasti belum diungkapkan secara resmi namun Khan meyakini itu adalah ranjau darat.

Ketiganya dibawa ke rumah sakit di Cox's Bazar, kota terdekat ke perbatasan bersama ratusan ribu orang Rohingya yang tinggal di kamp-kamp.

Khan juga mneyebutkan banyak orang Rohingya yang masuk ke Bangladesh dengan luka tembak meskipun sulit dipercaya hal itu berlanjut dengan akses media yang sangat terbatas ke Rakhine.

Rakhine telah menjadi lokasi kekerasan berbasis agama sejak 2012 dan sejumlah warga muslim Rohingya tewas dan puluhan ribu lainnya terpaksa mengungsi.

Akan tetapi kejadian yang terjadi sekarang dianggap yang terburuk dengan informasi dari Tentara Myanmar bahwa hampir 400 orang tewas dalam pertempuran, termasuk 370 gerilyawan Rohingya. (AFP/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya