PRESIDEN Amerika Serikat AS Barack Obama dengan penuh semangat, Selasa (12/1) waktu setempat, membela berbagai kebijakan dan warisannya selama duduk di Gedung Putih dan mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk optimistis tentang masa depan AS. Dalam pidato kenegaraan tahunan atau State of the Union yang terakhirnya, Obama mengkritik nada negatif yang dilontarkan para kandidat Partai Republik tentang pemerintahannya selama masa pemilihan presiden saat ini. Menurutnya, rakyat 'Negeri Paman Sam' sebaiknya tidak mengkhawatirkan persoalan teror dan perubahan ekonomi karena AS adalah negara 'terkuat', dengan ekonomi paling tahan lama di dunia.
"Siapa pun yang mengklaim ekonomi Amerika dalam kemunduran adalah cerita fiksi," tegas Obama di hadapan anggota parlemen di Washington. Dalam pidato itu, sejumlah hal yang ingin ia capai selama masa sisa pemerintahannya ialah menutup penjara di Teluk Guantanamo, memperbarui sistem peradilan pidana, menangkal penyalahgunaan obat yang diresepkan, memberangus Islamic State (IS), dan mencabut embargo terhadap Kuba.
Di samping itu, pidato di Kongres tersebut menyoroti sejumlah prestasi yang diraih pemerintahannya seperti reformasi kesehatan. Obama menyebut periode kepemimpinannya sebagai era 'perubahan yang luar biasa' yang sarat dengan risiko dan peluang. Presiden ke-44 AS itu menitikberatkan pidatonya pada upaya mengatasi kesenjangan pendapatan dan penggunaan teknologi untuk melawan perubahan iklim.
Upaya mempertahankan keamanan nasional tanpa terjebak dalam konflik juga dibahas Obama. Suksesor George Bush itu menegaskan 'Negeri Paman Sam' telah melalui perubahan besar, sambil menyindir komentar keras dari bakal calon presiden Partai Republik seperti Donald Trump, Ted Cruz, dan kandidat terkemuka lainnya.
"Setiap kali ada orang-orang yang mengatakan kepada kita untuk takut akan masa depan, yang mengklaim bisa menggerakkan perubahan, menjanjikan untuk mengembalikan kejayaan masa lalu jika kita bisa mengendalikan kelompok atau gagasan yang mengancam Amerika. Dan setiap saat, kami mengatasi ketakutan itu," tukasnya.
Obama juga merespons kritikan yang menuduhnya melemahkan AS di luar negeri dan menyeret negara ke dalam ancaman kelompok radikal seperti IS. Ia menggambarkan kelompok radikal itu bak 'kerumunan pejuang di bagian belakang truk pikap yang merencanakan plot di apartemen atau garasi'. Politikus Partai Demokrat itu mengakui IS, yang menguasai wilayah Suriah dan Irak, menimbulkan bahaya besar.
Akan tetapi, Obama menegaskan, "Mereka tidak mengancam eksistensi nasional kita." Kepada kongres ia menitikbratkan, "Untuk pidato terakhir saya kepada majelis, saya tidak ingin berbicara hanya tentang tahun depan. Saya ingin fokus pada lima tahun ke depan, 10 tahun, dan seterusnya," kata Presiden Obama. "Saya ingin fokus pada masa depan kita." Pidato membosankan Trump, yang kena semprot Obama meski tidak menyebut namanya secara langsung dalam pidato, melemparkan serangan terbaru terhadap Obama. Melalui akun Twitter pribadinya, Trump mengatakan pidato yang disampaikan Obama sangat membosankan dan sulit dipahami. "Pidato tersebut benar-benar membosankan, bertele-tele, tidak substantif, sangat tidak menarik untuk disaksikan," kicau Trump.
Ted Cruz menyebut pidato Obama bukan pidato kenegaraan, melainkan sebuah penyangkalan. "Ketika ISIS (Islamic State) memenggal orang-orang dan membakar mereka di kandang, dia (Presiden Obama) mengatakan perubahan iklim adalah ancaman terbesar kita," kata Marco Rubio merespons pidato Obama. (AFP/BBC/CCN/I-2)