CARLES Puigdemont, sang pemimpin kelompok separatis, Minggu (10/1), terpilih menjadi Presiden Catalonia setelah mendapatkan lebih dari 50% suara di parlemen. Terpilihnya Puigdemont itu menghidupkan kembali perjuangan Catalan untuk memisahkan diri dari Spanyol dan membentuk negara sendiri. "Kita harus memulai proses untuk membawa Catalonia menuju kemerdekaan," ujar pria 53 tahun itu setelah pemilihan.
Puigdemont, yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Ginora, meminta seluruh masyarakat Catalonia berdiri untuk mendukung upayanya. "Memang ada banyak pendukung kemerdekaan. Jauh lebih banyak daripada sebelumnya, tapi kita harus mendapat pengesahan demokratis secara total. Kami butuh lebih banyak lagi pendukung," lanjutnya. Proses kemerdekaan Catalonia pada masa kepemimpinan presiden sebelumnya, Arthur Mas, dalam beberapa tahun terakhir, kerap terhambat karena adanya konflik internal yang memicu perpecahan.
Mas dianggap tidak berhasil membenahi pemerintahan dan menangani kasus korupsi yang terjadi. Masyarakat pun memintanya untuk mundur dari jabatan. Setelah melakukan penolakan, Mas akhirnya bersedia mengundurkan diri pada Sabtu (9/1). Ia menunjuk Puigdemont sebagai penerus, yang akhirnya disetujui 70 anggota parlemen. Sementara itu, 63 lainnya menolak dan tiga anggota memilih abstain.
Buat konstitusi sendiri Catalonia ialah sebuah wilayah otonom di Spanyol yang memiliki empat provinsi, yaitu Barcelona, Girona, Lleida, dan Tarragona. Barcelona, yang merupakan ibu kota Catalonia, merupakan kota terbesar kedua di Spanyol. Di bawah peta jalan yang dibuat kelompok separatis, Catalonia akan membuat konstitusi sendiri dan membangun institusi-institusi, seperti angkatan bersenjata, bank sentral, dan sistem peradilan, yang merupakan hal penting untuk mendirikan sebuah negara.
Konflik antara Catalonia dan Spanyol sudah terjadi sejak lama, tepatnya sejak masa pemerintahan Jenderal Fransisco Franco. Ketika Franco berkuasa, ia melarang penggunaan bendera dan bahasa Catalonia. Barcelona kemudian menjadi tempat warga Catalonia dapat berkumpul dan berbicara dengan bahasa daerah mereka. Dengan populasi yang lebih banyak dari Denmark dan ekonomi menyaingi Portugal, warga Catalonia berpikir untuk mendirikan negara sendiri.
Pada November 2015, anggota parlemen separatis akhirnya menyerukan kemerdekaan penuh Catalonia dalam waktu 18 bulan ke depan. Keputusan itu jelas saja ditentang pemerintah Spanyol. "Pemerintah tidak akan mengizinkan satu tindakan apa pun yang bisa membahayakan persatuan dan kedaulatan Spanyol," ujar Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy yang merupakan anggota Partai Rakyat.
Dukungan terhadap pemerintah juga datang dari Partai Sosialis yang sejatinya merupakan rival dari Partai Rakyat. "Kami tegaskan dukungan kami untuk pemerintah dalam upaya menegakkan hukum dan membela konstitusi," ujar juru bicara Partai Sosialis Antonio Hernando. (AFP/I-2)