KEJAKSAAN Agung Meksiko, Sabtu (9/1) waktu setempat, mengumumkan akan memproses ekstradisi gembong narkotika dan obat terlarang (narkoba) Joaquin 'El Chapo' Guzman Loera ke Amerika Serikat (AS).
"Dengan ditangkapnya dia (El Chapo) kali ini, proses ekstradisi harus dimulai," ujar kantor Kejaksaan Meksiko dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, pada 2014, AS telah menyampaikan dua kali permintaan ekstradisi terhadap El Chapo atas sejumlah tuduhan terkait pembunuhan dan perdagangan narkoba. Namun, kala itu, pemerintah Meksiko menolak keras permintaan AS. Hingga akhirnya sang gembong narkoba itu berhasil kabur dari penjara Meksiko.
Permintaan ekstradisi yang diajukan 'Negeri Paman Sam' bukan tanpa alasan. Sebelumnya Guzman telah dua kali ditangkap aparat keamanan Meksiko. Akan tetapi, ia pun berhasil melarikan diri dua kali dari penjara berpenjagaan superketat.
El Chapo pertama kali ditangkap pada 1993. Ia dijebloskan ke Penjara Puente Grande, Meksiko. Pada 2001, pria tersebut kabur dengan cara bersembunyi di dalam keranjang cucian. Beberapa petugas diduga terlibat dalam pelarian tersebut.
Setelah kembali buron selama 13 tahun, El Chapo kembali ditangkap pada 2014. Ia ditempatkan di Pusat Rehabilitasi Sosial Federal Nomor Satu (NOFSRC) atau Penjara Altiplano. Namun, bagi El Chapo, penjagaan penjara Meksiko yang superketat ternyata bukanlah sebuah halangan.
Pria kelahiran La Tuna, Meksiko, itu kabur melalui sebuah terowongan rahasia. Beberapa sipir dan tahanan diduga turut terlibat membantu pelarian kedua Guzman. Tolak ekstradisi "El Chapo pernah berhasil kabur dari penjara Meksiko, dua kali, dan penangkapan ketiga ini jangan sampai menjadi sia-sia lagi," ujar Senator sekaligus kandidat calon Presiden AS dari Partai Republik, Marco Rubio, yang mengomentari penangkapan El Chapo.
Penyerahan El Chapo ke otoritas AS akan memerlukan waktu berbulan-bulan. Apalagi, para pengacara Guzman dengan sekuat tenaga akan menentang proses tersebut.
Kejaksaan Agung Meksiko mengungkapkan para pengacara Guzman memiliki waktu tiga hari untuk mengajukan keberatan mereka atas rencana ekstradisi serta 20 hari tambahan untuk menunjukkan bukti dari pengajuan tersebut.
"Pertempuran hukum telah dimulai dalam rangka konstitusi yang akan sangat serius dan sangat sulit," ujar pengacara Guzman, Pablo Badillo.
Badillo mengatakan kliennya tidak seharusnya diekstradisi. "Meksiko memiliki konstitusi yang adil," ucapnya beralasan. "Jika perlu, kami akan bawa kasus ini ke Mahkamah Agung."
El Chapo ditangkap pada Jumat (8/1) pekan lalu di sebuah rumah di Los Mochis, Sinaloa, Meksiko. "Guzman datang ke rumah itu Kamis (7/1), sehari sebelum ditangkap," ujar Jaksa Agung Meksiko Arely Gomez.
Tentara Angkatan Laut Meksiko mengepung dan menyergap rumah tersebut. Baku tembak terjadi dan tak terhindarkan. Lima orang anggota Guzman tewas dan enam orang ditahan, sedangkan satu anggota marinir Meksiko terluka.
Di tengah kekacauan, Guzman dan pengawalnya sempat melarikan diri melalui lubang yang mengarah ke sistem pembuangan air. Guzman hampir saja lolos jika petugas keamanan tidak berjaga-jaga di tol luar Kota Sinaloa. (AFP/I-3)